Memasuki area parkir klub malam, Erick memperlambat laju kendaraannya. Seorang tukang parkir menyambut mereka dan mencarikan tempat yang masih kosong untuk memarkir kendaraannya.
"Sudah pernah ke sini?" Nana bertanya saat mereka berjalan bersisian menuju lobi klub malam yang cukup ramai dipenuhi pengunjung.
"Pernah, diajak teman." Sahut Erick santai.
Mereka memasuki lobi dan disambut seorang pria dengan pakaian formal yang rapi. Erick berbincang sejenak dengannya. Sementara Nana memutuskan untuk menunggu dan duduk di salah satu kursi yang tersedia di setiap sudut lobi.
"Nana!" Sesosok pria berpenampilan feminim, bercelana jins warna pink dan berkaos putih menghambur memeluknya.
"Eh!" Nana terkejut dan tidak bisa menghindar.
"Eh ye lupa eike?" Pria cantik itu terlihat sedikit kecewa melihat reaksi Nana yang tidak langsung mengenalinya.
"Eehhm, aku lupa." Nana meringis, menatap dengan seksama pria di hadapannya.
"Eike yang di salon Mbok Dayu." Pria gemulai itu merengut kesal, mencebikkan bibirnya.
"Astaga! Eci kan? Apa kabarnya?" Nana baru teringat saat pria cantik itu menyebut pemilik salon langganannya dulu.
"Iye, eike baik cin. Lu gimana, sehat kan?" tanyanya sembari memutar tubuh mungil Nana, memastikan wanita mungil ini benar-benar sehat dan baik-baik saja.
Nana tertawa tergelak. Tingkah mereka berdua menjadi perhatian beberapa pengunjung night club yang baru saja memasuki lobi.
"Eh, eike bareng-bareng sama Mbak Linda, Mbak Ayu dan Mbak Rindu lho. Gabung yuk cin." Eci tidak mempedulikan sekitarnya dan terus mengajak Nana mengobrol.
"Eci! Lu dicariin malah nyangkut di mari!" Seorang wanita cantik mendatangi mereka sambil mengomel tak jelas.
"Sebentar cin. Ini lho eike ketemu mbok gek yang cantik, Nana Nina Ninu." Eci membalas Omelan wanita cantik itu dengan gayanya yang kemayu.
"Astaga Nana! Apa kabar?" Wanita cantik itu baru menyadari keberadaannya bersama Eci dan mengulurkan tangannya, menyalaminya.
"Baik Mbak Rindu. Mbak sendiri apa kabar?" Nana tersenyum manis dan menyambut uluran tangan wanita cantik itu.
"Baik juga Na. Sama siapa ke sini?" Rindu celingukan mencari seseorang yang sekiranya menemani Nana.
"Itu!" Nana menunjuk Erick yang masih berbicara dengan pria yang menyambutnya di lobi.
"Eh cin, itu lakimu yang baru? Handsome euy!" Eci seketika menatap Erick penuh minat.
"Eh, lu nggak usah ganjen. Laki orang juga." Rindu mencubit hidung pria cantik itu gemas.
"Eh biarin mbok. Nana kalau sudah bosen ma lakimu kasih tahu eike ye." Eci menjawil bahu Nana dengan gaya gemulainya.
Nana hanya tertawa. Sejenak dia lupa akan apa saja yang beberapa hari ini membuatnya berada di bawah tekanan. Eci, pria cantik nan gemulai itu kerap membuatnya terhibur dengan gaya kemayunya.
"Ikan!" Erick melambaikan tangannya memintanya untuk mendekat.