Tetangga Manisku

Aspasya
Chapter #8

Let's Dance

"Ikan, biasanya pakai nggak?" Erick bertanya di sela-sela musik yang berdentum cukup kencang.

Nana yang tengah menikmati musik sembari menggoyangkan kakinya menoleh dan menatap Erick. Pria itu tengah mengeluarkan rokok dan hendak menyulutnya.

"Neken?" Nana dengan sigap menyalakan korek dan membantunya menyulut rokoknya.

"Iya begitulah." Erick menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya pelan.

"Kenapa? Abang biasanya neken apa minum saja?" Nana mengambil gelasnya dan menggunakannya pelan.

"Kadang pakai sih. Tapi kalau kamu nggak pakai Abang malas pakai juga." Erick tersenyum tipis dan membelai rambut Nana yang terurai di punggungnya.

"Nanggung deh bang mau neken. Lagian nanti kita pulang kek gimana coba? Abang pakai motor lho." Nana mengingatkan.

"Iya juga sih. Tadi memang nggak ada rencana mau clubbing sih. Cuma mau jalan-jalan saja biar nggak sumpek di rumah." Erick tertawa pelan.

"Nggak apa-apa kan kita cuma minum saja?" Nana bertanya hati-hati.

"Iya nggak apa-apa. Mau ke hall?" Erick menawarinya untuk turut bergoyang bersama para pengunjung klub yang memenuhi hall.

Nana menggelengkan kepalanya. Musik yang dimainkan sang DJ sepertinya kurang menarik antusiasnya untuk turut menggerakkan badan dan bergoyang bersama-sama para pengunjung lain.

"Musiknya nggak enak." Keluh Nana lirih.

"Ya iyalah, kita cuma minum sedangkan musiknya house music bukan progress." Erick tertawa geli.

"Iya juga sih." Nana meringis dan kembali menyesap minumannya.

Semakin malam suasana klub malam semakin meriah. Apalagi di akhir pekan seperti ini. Musik perlahan-lahan mulai berganti seiring dengan meriahnya suasana.

Perlahan-lahan Nana mulai menikmati musik yang mengundangnya untuk menggoyangkan tubuhnya. Erick meliriknya dan memperhatikannya dengan seksama sementara gelasnya sudah kosong lagi.

"Ikan, let's dance!" Erick meletakkan gelasnya dan menarik lengan Nana pelan.

"Serius mau dance di hall?" Nana mengerutkan kening menatap Erick tak percaya.

"Yes! Kenapa?" Erick tertawa melihat reaksi Nana.

"Abang bisa dance?" Nana masih menatapnya tidak percaya.

"Astaga ikan!" Tanpa menjawab pertanyaan Nana, Erick menarik lengannya dan membawa Nana ke hall.

Nana terkejut dengan gerakan tiba-tiba itu dan tidak bisa menolak lagi. Erick merangsek membawanya ke tengah-tengah hall. Meski dari tempat mereka duduk terlihat di penuhi pengunjung, namun rupanya hall tidak benar-benar disesaki pengunjung.

Kebetulan DJ baru saja memulai lagu baru. Intro yang berdengung pelan dan semakin mengencang, sangat dikenali Nana. Salah satu lagu yang sangat disukainya dalam versi house music.

Perlahan-lahan Nana mulai bergoyang mengikuti irama musik yang semakin menggodanya untuk turut larut. Erick pun turut bergoyang bersamanya.

"Eh Abang bisa ngedance rupanya." Nana tertawa renyah sembari menggenggam erat tangan pria itu.

Lihat selengkapnya