Mina membuka pintu rumah orang tuanya secara perlahan dan mendorongnya supaya ia bisa masuk. Ia kemudian masuk dan sesaat ia tertegun mencoba membaui ruangan yang telah membuatnya hidup selama bertahun-tahun lalu melangkahkan kakinya menuju tangga yang membawanya ke lantai dua, ke kamarnya. Ia hampir akan masuk ke kamarnya, ketika Jin, kakaknya memanggilnya dari kamarnya, tepat berada di sebelah kamarnya.
“Kau pulang?” sahut Jin pelan.
Mina melirik ke arah suara, lalu ia tersenyum sambil mengangguk.
Jin balik mengangguk.
“Kau bertengkar dengan Yungi?” Jin melihat mata Mina yang selalu berkaca-kaca.
“Kau selalu tahu, Mas.” Mina berkata pelan.
Tangannya mengusap air mata yang mulai menitik di pipinya.
Jin mendekati Mina dan langsung memeluknya. Mina terisak di dada bidangnya sementara tangan Jin membelai rambut Mina lembut.
“Ayo masuk ke kamarmu. Aku tidak ingin Ibu terbangun.” Jin berkata seraya membuka pintu kamar Mina.
Mina mengangguk dan ia membiarkan Jin membimbingnya ke kamarnya sendiri. Mina kembali tertegun ketika melihat kamarnya yang tidak berubah sama sekali sejak ia tinggalkan.
“Ibu meminta pelayan untuk membersihkannya setiap hari, tanpa mengubah tatanannya.” Jin sadar dengan keadaan Mina yang tengah tertegun.
Mina hanya mengangguk. Ia langsung menuju tempat tidur dan duduk di ujungnya. Jin menggusur kursi yang selama beberapa bulan terpaku di depan meja belajar Mina tanpa ada yang medudukinya. Ia kemudian mendekatkan kursi itu tepat di depan Mina dan duduk di depannya.
“Maafkan Mas ya, Min!” Jin memulai pembicaraan.
Kepalanya tertunduk lemas menandakan penyesalan.
Mina terperanjat.