Texting

Tika R Dewi
Chapter #4

Part 4

"Slow replies make me think you're talking to someone better than me - quote"

Keira | Aiden

Selesai mengirim email untuk Refly, aku tidak langsung menutup laptopku. 

Kubuka file yang isinya website pesanan dari kakak salah satu kenalanku. 

Dia sudah punya online shop yang cukup laris di beberapa market place. Dan sekarang yang kukerjakan adalah merancang sebuah website yang nantinya akan terkoneksi ke semua market place tadi. Juga ada fasilitas chat admin, yang langsung terkoneksi dengan aplikasi whatsapp admin penjual. Pengerjaannya sudah selesai aku tinggal cek sekali lagi.

Besok, sepulang kuliah aku sudah buat janji untuk bertemu dengan kenalanku dan kakaknya itu. Kebetulan jadwal libur di kerjaanku adalah hari Senin, jadi aku harus memastikan hari ini semua siap.

Yup, aku memang nyambi terima job sebagai web designer tapi masih amatiran, masih yang simpel-simpel, untuk terus mengasah kemampuanku. Kalau kuingat dulu awal daftar kuliah aku belum punya laptop sendiri, padahal jurusan kuliahku amat sangat butuh alat ini. Setiap ada tugas aku harus ke rental atau kadang minta ijin di kerjaan untuk bisa pinjam komputer adminku.

Sampai General Manager-GM-ku yang kebetulan berkewarganegaraan China melihatku sering melakukannya, apakah dia marah? Tidak, sebaliknya dia malah meminjamkan laptop miliknya untuk kupakai, katanya kasihan padaku. Namun, laptop itu sudah kukembalikan, dan laptop yang sedang kupakai ini milikku sendiri hasil aku ikut arisan di kerjaan. 

Lagi-lagi aku bersyukur Alhamdulillah, jalannya memang masih dipandang negatif, sabar ini tahun terakhirku, selesai sidang skripsi dan jika semua lancar, aku akan mencari kerja di tempat yang sesuai dengan pendidikan yang kujalani saat ini. Aamiin, semoga saja dimudahkan. 

Okay, semua fungsi di website berjalan normal, besok tinggal mempresentasikan ke klien, boleh dong aku sebut klien, walaupun masih amatiran. Semoga saja dia menyukai hasilnya besok.

Kututup laptopku, kulihat jam di dinding sudah masuk waktu asar. Tanpa menunda aku segera Salat Asar, karena aku ingin menambah tidur sebentar setelahnya dan sebelum aku harus berangkat kerja lagi.

***

Tempat jagaku masih sama, masih juga ditemani si Jay, yang hobi melucu sana-sini, setiap ada server cewek yang lewat, pasti digodainya, kalau sama aku dia gak berani, judes katanya. Dia baru berani godain aku kalau sedang berada di bawah pengaruh alkohol, tapi itupun gak sampai macam-macam hanya cengar-cengir gak jelas.

Sudah kuduga Minggu biasanya sepi, sekarang sudah jam 10 malam, tapi J17 room yang aku jaga masih saja kosong. Di lorong ini saja dari J07-J19, hanya empat room yang terisi, jadi yang kosong ada tujuh room, di sini tidak ada J13 dan J14. Jadi dari 12 langsung lompat ke 15. Pokoknya tidak ada angka yang mengandung angka 4 dan 13. Menurut fengshui atau kata mereka para pemilik tempat ini angka-angka tersebut tidak bagus, bawa sial, semacam itulah.

"Besok lo libur ya, Kei?" tanya Jay padaku. 

"He eh," jawabku singkat, mataku mulai berat, begini ni kalau gak ada tamu, malah BT. 

"Yaahh, ganti deh partner gue," lanjut Jay. 

"Gak pa pa, siapa tahu Tyas yang gantiin gue."

"Dih, apaan si lo? Jangan ikutan yang lain deh!"

"Au ah Jay gue ngantuk, gue bantuin J12 ya, BT gue kalo diem," sahutku sambil berjalan ke arah room J12.

"Dih Kei, gue ditinggal ni?" Kuabaikan panggilan dari Jay, mendekat ke J12.

Kulihat Feri datang dari arah bar menuju J12, room yang dia jaga sambil membawa Ice Bucket di atas nampannya, "Fer ... " panggilku ketika kulihat Feri sudah dekat, "gue back up ya, ngantuk gue kalo diem."

"Tapi tamunya gak tau lho bagus apa gak nya," jawab Feri, dia pasti menyangka aku nyari tambahan. 

"Ish apaan, lo gak usah kasih apa-apalah, biar gerak aja ni gue, dingin tau koridor."

Feri masuk ke roomnya tanpa mengiyakan pertanyaanku tadi.

Pintu room terbuka, aku pikir Feri yang keluar ternyata Leli, partner jaga Feri di J12.

"Lel─"

"Iyee, bantuin dah suke lo, malah enak gue, ni tolong orderin deh kalo gitu, gue mo pipis," potong Leli sebelum aku mengutarakan maksudku, yess, pasti tadi di dalam Feri sudah bercerita pada Leli, si anak betawi ini. 

"Makasi, Mpok," jawabku sambil menerima nampan dan potongan kertas notes yang berisi daftar pesanan tamu J12.

Selagi aku menginput pesanan di Point of sales--POS--Feri keluar dari room dan berjalan menuju arahku. 

"Tambah mixed fruit sekalian, Kei," katanya setelah sesampai di POS station memperhatikan layar touch screen dan melihat pesanan apa saja yang sudah kumasukkan ke dalam sistem. 

Aku pun menambahkan mixed fruit atau buah campur sesuai yang Feri sampaikan tadi kemudian menekan save. Setelah itu aku dan Feri mengambil Captain Order--CO--kertas yang keluar dari printer di samping monitor POS.

"Gue buah deh ya," ujarku pada Feri, karena kulihat pesanan minumannya banyak, lumayan berat, bukan tak mampu, tiga tahun bekerja di sini membuat fisikku juga jadi kuat karena terbiasa melakukan pekerjaan berat. Tapi biasanya kalau ada partner cowok, ya biar saja partner kita membantu. Ini namanya team work, bukan manja. 

"Okay, sip!" jawab Feri. 

"Wah Feri senang ni dibantuin Keira, most wanted-nya KTV kita," celetuk Gara tiba-tiba yang berjaga di J09, dan memang J09 ini posisi room-nya paling dekat dengan POS station. 

Aku dan Feri mengabaikan komentar Gara dan langsung menuju bar.

Dari bar aku selesai lebih dulu, sementara pesanan minuman dan lainnya masih disiapkan oleh staf bar. Aku pun kembali menuju J12 duluan membawa sepiring besar buah campur tanpa menunggu Feri, tapi kemudian teringat sesuatu, "Fer, garpu dah lo siapin kan?"

"Aman, di kabinet ya Kei," jawab Feri sambil mengacungkan jempolnya, akupun mengedikkan daguku dan meneruskan langkahku. 

Baru beberapa langkah aku bertemu Lina yang baru saja menuruni tangga, "Wait wait wait," katanya sembari menarikku ke pojokan J08, untuk menghindari sorotan kamera CCTV. 

Membuka buah nanas yang terletak di bagian paling tengah piring buah ini dan sudah dipotong menjadi dua bagian atas dan bawah, bagian atas sebagai tutup masih lengkap dengan payung daunnya, dan bagian bawah sudah dikerok dan dibuang isinya untuk dijadikan wadah kemudian diisi dengan kelengkeng tanpa biji yang diambil dari longan kaleng, biasanya lengkap dengan air longannya. 

Lihat selengkapnya