Thank You Dark Time

Nova Fatika Sari
Chapter #9

BERJUANG

Ivan keluar dari mobil dan melihat sesuatu yang tidak asing yang berada diparkiran apartement. Mobil putih dengan plat nomer yang ia kenali. Ivan buru buru menyuruh Stela untuk keluar. Ivan membuka pintu Stela dengan cepat namun sang empu masih duduk dengan tenang. 

"La! Keluar ada mama gue!" Stela membuka pintunya namun kepalanya terdengar pening tidak biasanya dia seperti ini. Dia keluar dari mobil dan memegangi sebelah kepalanya yang terasa berat. 

Badan Stela terasa terhuyung-huyung. Dia memegangi kepalanya yang terasa sangat berat sementara Ivan menutup pintu mobil. Sebelum Ivan pergi Stela sudah ambruk pada pagangannya. 

"La! La!" Ivan menepuk pipi Stela perlahan dan berharap ada respon, namun sama sekali tidak ada respon dari Stela. Ivan langsung menggendong Stela dan membawanya ke kamarnya. 

***

"Loh, Stela kenapa? Kamu apain?!" Tanya Ningsih sementara Ivan langsung membawa ke kamar Stela. Ningsih dengan cepat menanggalkan dokter untuk Stela. 

"Kamu kok pisah kamar?" Tanya Ningsih sementara Ivan bingung menjawab apa. 

"Nganu, Stela yang minta. Katanya kalau tidur berdua sempit gak enak!" Ucap Ivan berbohong. 

"Masa sih, itu mungkin maunya anak kamu! Ketiak kamu kan bau banget! Apalagi abis basket. Uhhh mama aja gak kuat!" Ungkap Ningsih. 

Dokter perempuan datang dan membawa sebuah kotak berisi alat alat pemeriksaan kecil dan tak lupa membawa. Dokter itu memeriksa Stela sementara Ningsih dan Ivan masih berada diluar kamar Stela. 

Dokter perempuan itu keluar dan memberikan hasil pemeriksaannya. "Gimana menantu saya dok?" Tanya Ningsih lebih dahulu dari pada Ivan. 

"Nona Stela tidak apa apa, hanya kecapek an saja, sama jaga emosinya jangan sampai dia kelelahan" saran dokter perempuan itu. 

"Janinnya gimana dok? Baik baik aja Kan?" Tanya Ivan membuat ningsih tersenyum. 

"Janinnya baik baik saja, ini resep obat dan vitaminnya. Kalau begitu saya permisi dulu!" Ucap dokter itu sambil tersenyum . 

"Mari saya antar dok!" Ucap Ningsih

"Sekalian mama pulang dulu ya!" Ucap Ningsih. 

"Gak disini dulu ma?" Tanya Ivan sopan. 

Lihat selengkapnya