"Yaudah van, aku pulang dulu ya!" Ucap Vania kepada Ivan yang masih berdiri di dekat kursi taman.
"Serius gak aku anter?" Tawar Ivan.
"Ya gak lah! Supir mau dikemanain? Kasian dong udah nunggu tapi di tinggal!" Ucap Vania dengan wajah yang terlihat sangat lucu.
"Iya iya!" Ivan yang gemas langsung mencubit pipi tembam milik Vania. Vania memiliki pipi chubby yang terlihat sangat lucu jika marah ataupun senang. Bahkan Ivan memiliki banyak foto Vania ketika sedang marah.
"Bye sayang!" Vania langsung masuk di mobil hitam milik keluarganya. Mobil itu sudah menjauh dari pandangan Ivan. Ivan tersenyum dan menatap kepergian mobil Vania.
***
"Lo mau cerita apa si la?" Tanya Bulan dengan wajah penuh tanya kepada Stela. Mereka masih berada di kafe dekat taman.
"Jadi kemarin Itu....." Stela menceritakan semua kejadian yang dialaminya kemarin. Bulan masih mendengarkan ceritanya dengan baik.
"Serius lo?" Tanya Bulan untuk menghilangkan keraguannya.
"Beneran! Yakali gue boong, gue gak selalu itu kali!" Balas Stela dengan menyeruput minuman yang ia pesan tadi.
"Mantap! Sekarang lo harus berjuang!" Ungkap Bulan dengan penuh semangat.
"Masalahnya satu!" Ucap Stela gantung.
"Apaan?" Tanya Bulan.
"Gue udah berusaha jauhi Satria, tapi gue kasihan gue terlalu jahat gak si?" Tanya Stela dengan wajah muramnya.
"Setiap pilihan yang lo ambil lo harus selain dua perkara. Yang pertama kalau lo pilih gak egois sama Satria lo kehilangan kasih sayang ayah bayi lo dan semua perjuangan lo sampai saat ini sia sia. Pilihan yang kedua kalau lo gak egois sama bayi lo, lo bakal kehilangan perasaan cinta lo ke Satria dan kehilangan sahabat baik lo, Satria. Lo harus bijak kalau milih" saran Bulan dengan bijaksana.
"Gue gak mau egois sama bayi ini dan gak mau nyakitin Satria" ungkap Stela jujur.
"Lo bisa selamatan dua duanya. Tapi lo harus selain perasaan lo buat Satria. Lo jauhi Satria awalnya emang sakit, tapi lama lama juga terbiasa dan dia bakal jauhi lo. Tapi satu yangharus lo tau, Satria orangnya teguh pendirian kalau dia mau sesuatu dia bakal kejar itu sampai dapet!" Ucap Bulan membuat Stela berfikir keras.
Ting
Satu nontifikasi berbunyi dari ponsel Bulan. Bulan melihatnya dan terlihat terkejut.