Bukan lagi pagi yang biasanya. Stela keluar dari apartement dan sebelum memesan taksi dikejutkan oleh sesuatu. Seseorang dengan vespa andalannya sudah menunggu Stela. Stela bahkan terhenti dan menatap pria dibalik helm itu.
"Kayaknya gue kenal plat nomornya?" Tanya Stela pada dirinya sendiri.
"Hay!" Sapa orang itu. Stela tersenyum akhirnya dia bisa menebus kesalahannya untuk bersikap bodo. Stela tidak masalah jika harus menyakiti Satria nantinya tapi akan lebih buruk jika Stela meninggalkan orang yang baik padanya secara langsing. Semua butuh proses.
"Ngapain disini?" Tanya Stela cengar cengir untuk basa basi.
"Gak boleh?" Tanya Satria.
"Boleh lah" Mata Stela terjatuh pada satu pandangan sebelah kanan badan vespa yang bertuliskan 'HARTA TAHTA STELA' bukan hanya itu pada helm milik Satria juga bertuliskan tulisan yang sama.
"Kenapa pakek stiker namaku?" Tanya Stela.
"Udah ayo cepetan, keburu telat nih helmnya" Stela juga tertegun ternyata laki laki ini sangat mencintainya. Bisa bisanya waktu itu Stela menyakiti perasaannya.
"La?"
"La? Kenapa bengong?" Tanya Satria.
"Sorry, gue udah jahat sama lo waktu itu, gue jahat sama lo, gue" Stela tidak bisa melanjutkan kata katanya.
"Udah, yang kemarin ya kemarin. Gue bisa ngerti kok. Lain kali lebih terbuka sama gue ya" ucap Satria.
"Iya, kuy!" Satria memasangkan helm untuk Stela. Mereka bercanda ria sebelum berangkat ke sekolah. Terlihat sosok laki laki bergelar sebagai suami Stela melihat mereka dengan lesu. Hatinya bimbang tidak bisa berfikir semua seakan akan kacau.
Sepanjang perjalanan Stela hanya bergurau dan bercanda dengan Satria. Seakan akan dia melupakan tentang keadaan Ivan. Mood ibu hamil memang aneh ya, bahkan Stela merasa sangat menikmati ini.
"Sat! Sat minggir! Ke tepi jalan!" Pinta Stela. Tiba tiba saja Stela langsung turun dan memuntahkan semua cairan putih diselipkan sambil berjongkok.
"Kenapa la?" Tanya Satria panik.
"Minuman di tas gue!" Ucap Stela cepat dan meneruskan untuk membuang cairan itu lagi. Stela segera meminum air putih pada tasnya. Satria merasa janggal pada obat yang berada di tas milik Stela. Dia membaca sejenak namun Stela segera menutup tasnya.
"Sorry sat" ucap Stela pelan.
"Gak papa kok, kamu masuk angin?" Tanya Satria.
"Iya deh kayaknya," ucap Stela tanpa berani memberikan alasan aslinya.