Ujian berjalan dengan lancar tidak ada halangan karena biaya ataupun lainnya. Bulan meminjaminya uang untuk biaya ujian. Stela juga bingung sikap Satria yang mulai berbeda dari waktu ke waktu. Satria tidak seperhatian dulu. Hari ini adalah hari seperti biasa karena dirinya sudah melewati ujian. Tinggal menugasi hutang kepada Bulan dan menunggu kelulusan saja.
Kelulusan akan dirayakan beberapa hari lagi itu sudah semakin dekat. Stela juga akan terlepas dari satu masalah yaitu sekolah.
Bukan hanya masalah sekolah, dia akan meninggalkan kehidupan penuh dramanya disini.
Semoga aja nanti gue bisa bahagia batin Stela.
Kenapa gue rindu Satria yang dulu ya? Tanya Stela dalam hati
Ada baiknya kalau Satria tidak perhatian lagi ke gue batin Stela.
Gue gak mau hutang budi ke Bulan, gue harus lebih giat lagi untuk bekerja batin Stela. Stela memakai baju ala karyawan cafe. Baju itu tidak terlalu ketat untuknya. Stela juga memakai masker hitam dan tak lupa mencempol rambutnya dan memakai kaca mata agar tidak ada yang mengenali dirinya. Bukan karena apa dia bilang jika sedang sedikit flu kepada pemilih cafe agar diizinkan untuk bekerja disini.
Menyatakan Stela lakukan untuk mencari kebahagiaannya sendiri. Stela terbangun dari lamunannya lan melanjutkan untuk membersihkan meja yang kotor. Walau itu melelahkan sekali kali Stela mengusap dahinya yang berkeringat.
Pekerjaan ini memang tidak gampang membersihkan meja, mengantar makanan dan lainnya. Tapi Stela yakin dia akan bangkit dari semua ini. Uangnya sudah sangat menipis satu juta untuk pertengahan bulan ini sampai bulan depan itu uang terakhir Stela.
Sebenarnya jika mau Stela bisa menjual perhiasan dari kakak dan suaminya untuk hidup sampai satu tahun namun Stela memilih tetap pada pendiriannya.
Stela menaruh lap dan alat pembersih lainnya pada tempatnya. Stela menuju toilet sebentar dan mencuci wajahnya. Menatap wajah manisnya dikaca.
"Everything will be fine in time" ucap Stela menguatkan diri dengan kata kata itu.
"Lo kuat Stela, lo harus tunjukkan ke dunia kalau lo bisa. Lo gak boleh jadi pengecut yang bisanya cuma lari dari masalah!" Ucap Stela pada kaca dihadapannya.
"Beruntung kalau sekolah selalu pakai hoddie long size jadi kan kalu gak kelihatan sayang!" Ucap Stela sambil tersenyum menatap perutnya yang sudah tidak datar lagi.
"Kita harus bekerja lagi, semangat!" Stela keluar dari toilet dan menuju tempat kasir. Disana sudah tertata makanan yang harus Stela antar.
Stela memilih untuk mengantarkan makanan kemeja nomor tujuh. Perasaan Stela aneh dan tidak bisa menenangkan hatinya. Benar saja batin Stela rupanya pemesan nomor tujuh adalah sahabat sahabatnya tak lupa dengan Ivan dan Vania.
Astaga gue sampek lupa tadi emang mereka ngajak aku makan disini kan? Batin Stela tegang.
Stela berhari hati mengantarkan pesanan itu. Mereka masih fokus bercanda ria termasuk Satria. Mereka membicarakan hal hal yang biasa seperti kelulusan. Vania juga terlihat bahagia bersama Ivan. Stela menemukan satu tatapan dari Bulan, apakah Bulan sangat mudah mengenalinya?
Sebelah Stela adalah bulan. Stela menaruh minuman dimeja mereka tapi mereka tidak menyadarinya. Stela beranjak pergi namun,