Tiba hari yang menggembirakan bagi semua. Sayangnya Stela tidak ikut bisa bahaya nanti bayinya. Dia tidak mau ambil resiko dan memanfaatkan waktu yang ada untuk nanti malam.
Bulan dan lainnya sedang antri untuk melihat data siapa saja yang lulus. Banyak desakan desakan dari belakang namun, Bulan tak mau kalah.
"Tang, gendong gue di pundak lo dong, gimana bisa liat!" Ucap Bulan. Bintang jongkok dan mulai memanggul pacarnya. Bintang dengan gesit memotong antrian. Setelah sampai depan barulah Bulan turun dan mengecek satu persatu data.
"Woy gue gimana?" Tanya Ivan keras dari belakang. Disampingnya sudah ada Vania yang juga ikut berjinjit.
"Bentar, lo pikir mudah. Gue data aja ya!" Teriak Bulan kencang.
"Sayang, jangan kekencengan sakit telinga aku" keluh Bintang.
"Kok jadi lebay banget sih!" Protes Bulan.
"Siapa yang lebay coba?" Tanya Bintang tak mau kalah. Ini tidak akan berakhir sebelum salah satu dari mereka mengalah.
"Woy minggir, kita juga pengen liat!" Ucap seseorang mendesak Bulan dan Bintang.
"Woy diem lo, kalau mau liat yaudah liat aja!" Sewot Bintang.
"Woy jangan bertengkar, kapan kelarnya!" Ucap Satria. Satria tidak tau keadaan Stela saat ini yang dia tau dari Bulan Stela sedang sakit.
Gue tau siapa penyebab lo sakit la batin Satria sambil menatap wajah Ivan yang tengah berbahagia dengan Vania.
Beberapa menit kemudian akhirnya Bulan dan Bintang berhasil keluar dari kerumunan itu. Mereka bernafas lega.
"Kita semua lulus! Termasuk Stela!" Pekik Bulan riang.
"Kita ke tengah lapangan yuk!" Ajak Bulan. Ditengah lapangan ada banyak siswa siswi yang sibuk mencoret coret seragam teman temannya.
"Kalian dulu aja, gue mau kabarin Stela dulu" ucap Bulan membuat mereka memutuskan pergi duluan.
Stela menuju kamar mandi dan menghubungi Stela. Stela menjawab panggilan itu.
"La, lo lulus!" Pekik Stela girang.
"Udah tau" jawab Stela santai di dalam telepon.
"Lah siapa yang beri tau gercep amat?" Tanya Bulan bingung.