Penyesalan selalu ada dibelakang karena itu terkadang kita lupa akan timbal baliknya perbuatan kita.
"See u" ucap Stela pelan membuat hanya Ivan lah yang bisa mendengarkannya. Stela tersenyum kecil, kehangatan pelukan ini yang ia rindukan.
Dengan tidak punya hati Ivan melepas paksa pelukan itu. Stela tersenyum menjauh satu meter dari tubuh Ivan.
"Lo gak punya hati ya van?! Dia itu istri Lo!" Ucap Bulan memperingatkan.
"Gue kecewa sama lo van!" Ucap Vania penuh amarah. Stela beranjak pergi.
"Lo mau kemana la?" Tanya Satria singkat.
"Ke toilet" ucap Stela berdusta. Stela langsung pergi dari sana dengan berjalan santai supaya tidak ada yang curiga.
"Lo apa gak kasihan sedikit aja sama Stela?" Tanya Satria mendekati Ivan.
"Buat apa? Dia aja biasa didepan gue" ucap Ivan santai. Vania menatap Ivan dia tidak menyangka pacarnya tidak memiliki hati.
Plak
Bulan yang tidak tahan lagi langsing menampar pipi Ivan. Bintang yang tau suaasana tidak kondusif langsung memeluk erat Bulan dari belakang.
"LO YANG GAK TAU YA! STELA ITU MENDERITA BANGET. BAHKAN LO GAK PERNAH KASIH DIA UANG SEPERSEN PUN!" Bulan menuding nuding wajah Ivan dengan telunjuk kanannya. Karena tangan kirinya masih dipeluk erat oleh pacaranya.
"Dia itu uangnya banyak" ucap Ivan sambil mendekati Bulan. Vania memisahkan Ivan yang mendekati Bulan. Dia takut Ivan bisa macam macam.
"ATM NYA DIBEKUIN, SEMUANYA HABIS! DAN ASAL LO TAU YANG KITA TEMUIN DI CAFE ITU STELA. DIA KERJA DISANA!" Ucap Bulan dengan emosi yang tak terkontrol. Bintang menarik Bulan dan membuatnya berhadapan dengannya. Bintang memegang pundak Bulan yang menangis.
"Tenang lan" ucap Bintang lembut.
"Tapi Stela?!" Tanya Bulan sambil tak kuasa menahan air mata. Dirinya tahu seperti apa penderitaan Stela selama ini.
"Lo itu gak punya hati van, kalau lo punya hati lo gak bakal pernah seranin Stela sama gue. Lo sama aja ngasih Stela ke gue van!" Ucap Satria muak. Ivan masih terdiam dan berusaha mendengarkan semuanya.
"Stela gak pernah bilang semuanya ke gue" ucap Ivan.