Entah kebetulan atau bagaimana rumah sakit terdekat adalah rumah sakit tempat bekerja Erik. Erik bingung situasinya sangat membingingkan.
"Sekarang pilihannya hanya dua Stela atau bayi twin" ucap Erik kepada mereka yang diluar.
"Selamatkan Stela!" Ucap Ivan sambil berdiri.
"Tapi gue janji sama Stela akan selamatkan bayinya" ucap Erik.
"APA LO GAK NGERTI STELA ITu JUGA ADIK LO!" Ucap Ivan tidak bisa mengontrol emosinya.
"Tahan emosi lo!" Ucap Satria memperingatkan.
"Gue tau lo emosi, tapi ingat disini rumah sakit! Yang sakit bukan Stela aja!" Ucap Satria.
"Dok, keadaan pasien semakin menurun pasien harus segera di operasi" ucap suster itu.
"Gak ada pilihan lagi, gue akan berusaha selamatkan keduanya" ucap Satria.
"Sus, tolong carikan golongan darah A" ucap Erik langsung masuk kedalam ruangan.
"Argh!" Ivan memukul tembok yang ada didekatnya. Dia meluapkan kekecewaannya. Ivan tak sanggup berdiri dan menjatuhkan tubuhnya sambil bersandar pada tembok.
"Ini salah gue, Gue minta gue ketemu Stela. Tapi gue gak minta ketemu Stela dalan keadaan baik" ucap Ivan.
"Ini salah gue" ucap Ivan lirih.
"Pa, Stela pa" ucap Indra sambil duduk. Mereka saling merenung di kursi sambil berdoa yang terbaik untuk Stela. Beberapa jam berlalu Ivan sudah sangat tegang menunggu kabar baik untuk datang.
Oekk oekk
Oekk oekk
Suara tangisan bayi terdengar sambil bersahut sahut. Jantung Ivan berdetak dua kali lebih cepat.
"Bayi aku?" Tanya Ivan sambil berdiri dan bertanya kepada Satria yang berada disampingnya. Satria mengangguk.
"Semoga Stela baik baik saja" ucap Ivan.
Erik keluar dari ruangan dan menunjukkan wajah lesunya. Disusul dengan Stela yang dibawa keluar. Ivan berfikir mungkin Stela akan dipindahkan keruang rawat. Bukan hanya Stela namun kedua bayinya yang berada ditempat yang dinamakan inkubator.
"Bayi lo kembar laki laki dan perempuan" ucapan itu berhasil membuat Ivan meneteskan air mata. Bisa bisanya dia dulu menelantarkan anaknya. Orang tua Stela yang mengetahui juga ikut menangis.