"Besok Stela berarti sudah satu bulan ya?" Tanya Vania kepada Ivan yang duduk sambil mengaduk aduk minumannya itu.
"Iya, tapi belum ada kabar baik dari dokter Erik, bahkan kemarin keadaan Stela drop untung Bang Erik cepet cepet ambil tindakan" ucap Ivan menatap lesu minumannya.
"Besok kan satu bulan apa lo gak mau cari tahu alasan Stela selalu menghindar dari lo?" Tanya Aliza membuat Ivan tampak berfikir.
"Iya van, lo gak cari tau?" Tanya Bulan sebagai tanda setuju.
"Mau cari tau dimana?" Tanya Ivan menatap Bulan dan Aliza secara bergantian.
"Mungkin lo bisa cari tau di diarynya" sahut Aliza sambil mengangkat kedua bahunya.
"Dimana? Kenapa gue gak tau?" Tanya Ivan dengan penuh tanya.
"Dilaci lah, lo terlalu sibuk mikirin kesedihan sampai lo sendiri gak nyadar" Sindir Erik sambil memakan steak yang ia pesan tadi.
"Masa si?" Tanya Ivan menaruh keraguan.
"Lah nih bocah, dibilangin malah ngeyel" ucap Bintang tiba tiba ikut buka suara.
"Bocah apaan? Udah beranak" ucap Satria sambil terkekeh.
"Astaga! Gue lupa beli susu!" Ucap Ivan menepuk jidatnya.
"Gue udah beli tadi sama Bintang, kita ke rumah lo sekarang ya, gue gak sabar ketemu El sama Al!" ucap Bulan.
***
"Baby Al kalau besar jangan jadi cewek yang cool ya" ucap Bulan sambil menggendong Al pada pangkuannya. Sementara El sudah digendong oleh Vania dan ditemani Satria.
"Emangnya kenapa kalau cool beb?" Tanya Bintang kepada Bulan yang berada disampingnya.
"Ya, nanti susah komunikasi sama cowok la, eh tapi pokoknya kalau kamu besar nanti jangan pilih cowok yang aktif ya, kamu pilih yang cool aja" ucap Bulan lagi.
"Cool ketemu cool susah lah" ucap Ivan disusul dengan hibi yang membawa beberapa makanan dan minuman.
"Ya, juga si" Bulan menatap cengo wajah Al.
"Dia cantik ya, tapi gak kayak abangnya, gak bisa diem. Kalau liat dia mah anteng" ucap Satria menatap keduanya.
"Sini coba kamu yang gendong" ucap Vania menyerahkan El kedalam pangkuan Satria.
"Kok panas sih? Basah? El lu ngompol?" Tanya Satria sambil mengangkat El dan melihat celana miliknya yang basah.