"Tumben ya mereka anteng pas di suntik?" Tanya Aliza kepada Ivan yang mendorong kereta milik Al.
"Gue juga gak tau" jawab Ivan biasa. Aliza mendorong kereta milik El.
"Kita lewati ruangan Stela aja, kali aja mereka kangen mamanya" tutur Aliza.
"Bener juga si" ivan dan Aliza sama. Sama mendorong kereta kearah ruangan Stela. Mereka hanya melihat Stela yang terbaring tenang dengan beberapa alat disekitarnya.
Mereka melihat dari sisi jendela karena tidak mungkin untuk membawa El dan Al masuk kedalam ruangan Stela.
"Itu mama kalian" ucap Ivan sambil menggendong Al. Sementara Aliza menggendong El. Mereka menunjukkan wajah Stela yang pucat dan berbaring disana.
"La, apa lo gak mau rawat El dan Al bareng?" Tanya Ivan sambil menatap Stela dan Al secara bergantian.
"Oek! Oek!"
"Oek! Oek!"
Tangisan El dan Al seketika menggema secara riba tiba memenuhi telinga semua yang berada disekitar mereka. Ivan dan Aliza saling menatap dan bingung kenapa dengan kedua anak Ivan.
"Al, al cup cup cup!" Ivan mencoba untuk memberhentikan tangisan merdu dari Al belum ada apa apa mereka semakin menangis.
"El sayang, diem ya" ucap Aliza namun El tetap saja menangis.
"Kenapa dengan mereka?" Tanya seseorang tiba tiba.
"Gak tau rik, mereka tiba tiba aja nangis!" Ucap Aliza. Ivan yang tak sengaja melihat kearah ruangan Stela sangat terkejut.
Jari wanita itu bergerak diatas perutnya. Ivan mengucek matanya namun hasilnya tetap sama.
"BANG RIK! Stela! Jarinya!" Ucap Ivan sambil menaruh Al pada kereta bayi. Erik menatap kearah Stela dan mulai masuk kedalam ruangan itu.
Aliza meletakkan El secara perlahan. Secara tiba tiba kedua bayi itu terdiam dan tertidur pulas.
***
Stela sudah dinyatakan sadar dari komanya. Kabar yang sangat baik bagi mereka. Erik lah yang terlebih dahulu masuk kedalam ruangan Stela.
"Bayi ku kemana Kak Ky?" Tanya Stela yang terbaring dengan alat bantu pernafasan. Keadaan Stela masih belum sepenuhnya pulih.
"Mereka ada sama Ivan" jawab Erik sambil mengupas apel yang ada didekat Stela.
"Kenapa harus Ivan?" Tanya Stela lemah.
"Ivan baik, dia sudah berubah. Mengenalinya selama kehilangan kamu. Dia bahkan tidak pernah lengah buat berhenti cari kamu. Dia berhak dapat kesempatan kedua" ucap Erik kepada Stela.
"Memberikan kesempatan kedua berarti sama saja membuat aku harus jatuh ke lubang yang sama. Masa lalu rasa sakit itu masih sulit untuk dilupakan kak" ucap Stela.
"Iya, memang. Tapi kamu udah kenal Ivan berapa tahun la? Kamu inget kan kalau dia bener bener nyesel dia tidak akan membuat lubang yang sama lagi" ucap Erik.
"Gimana kalau aku sakit hati lagi?" Tanya Stela.
"Gak akan terjadi, Kak Iky aja percaya sama Ivan. Masa kamu nggak?" Jawab Erik sambil mengulas senyumnya.
"Seenggaknya buat baby El sama Al" imbuh Erik.
"Nih makan" Erik menyiapkan apel kepada Stela. Stela belum menerima apel itu.