"Saya terima nikah dan kawinnya Auristela Grizelle Arabelle binti Andrian Sanjaya dengan mas kawin tersebut, Tunai" Ivan menghela napas dengan pasrah, semua sudah terjadi hidupnya hancur. Dia memakai jas putih dengan dasi kupu kupu yang menempel pada atas jas itu. Dengan wanita yang juga sangat cantik disebelahnya.
"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu itu kepada beberapa orang yang berada disana.
"Sah?" Tanya penghulu itu sekali lagi.
"Sah!" Ucap beberapa orang yang ada disana.
Ivan mencium kening istrinya dengan terpaksa jika tidak mungkin semua aset pribadi miliknya akan berpindah tangan ke orang tuanya. Stela tersenyum kecut, mengapa kehidupannya harus seperti ini rusak. Sangat rusak dirinya hancur bahkan jika dia dulu memilih dia akan memilih menetap di Jakarta. Dan jika saja hari itu tak pernah ada. Acara pernikahan berlangsung dengan cepat dan hanya undangan dari pihak kedua keluarga saja yang datang.
"Ma, Pa Stela pamit" Stela hendak mencium tangan kedua orang tua kandungnya namun mereka menolaknya. Sejak beberapa hari yang lalu bahkan orang tuanya tidak mau mengakui Stela sebagai anaknya. Stela tersenyum miris, bahkan mertuanya sangat baik padanya dia malah memberikan beberapa hadiah untuk Stela. Ini juga bukan sepenuhnya kesalahan Stela, ini juga kesalahan Ivan dan musuh brengseknya itu yang memberi Ivan obat itu.
***
"Gue terpaksa lakuin semua Ini!" Ucap Ivan dengan kesal. Sedangkan Stela juga ikut bicara. Mereka tinggal di apartement milik Ivan.
"Lo pikir lo doang? gue juga, kharir gua hancur semua, hancur fan!" Stela menatap sahabatnya yang sekarang menajdi suaminya itu.
"Penggemar lo kan belum tau, kalau udah lahiran lo bisa bebas" ucap Ivan santai.
"Apa lo gak mikir, rahasia gak bakal tetap abadi tersimpan tapi bakal terlihat nanti. Ketika semua penggemar gue tau gue harus bilang apa? Apa gue harus bilang lo perkosa gue? Salah lo!" Ungkap Stela dengan nada pelan agar tidak terdengar lainnya.
"Bukan salah gue!" Sinis Ivan.
" Lo bilang bukan salah lo, kalau aja lo turuti ucapan gue buat gak ke club karena firasat gue!, dan apa lo pikir itu kesalahan gue?, Lo yang maksa gue, gue nyesel bersahabat dengan cowok sebrengsek lo!" Ungkap
"Serah lo, Lo tidur di kamar sebelah, dan lo tau? Gue udah punya pacar!" Sinis balik Ivan menatap tajam Stela.
"Gue pikir mungkin setelah pacar lo tau kelakuan lo, dia gak bakal betah sama lo!" Sinis Stela. Kemudian wajah Ivan mulai memerah.
"Gue tau, gue tau gue gak bakal hancurin kedekatan kalian, tapi jangan pernah batasi gue sama siapapun!, and than jangan terlalu kepo urusan gue!" Peringat Stela dia tidak suka jika diatur atur.
"Gak bisa gitu dong, lo tetep gue batasi inget juga setelah dia lahir kita cerai dan jangan bilang ke siapapun kalau kita udah nikah!, lagi pula gue gak sudi sebenernya nikah sama lo!" Ivan meninggalkan Stela yang menunjukkan satu bulir air mata.