Seperti biasanya hari ini akan ada pertandingan basket satu sekolah. Tim basket dibagi menjadi dua. Satu kelompok Ivan dan satunya lagi kelompok Satria. Banyak sorak siswa dan siswi disana yang melihat aksi para pemain basket. Stela, Bulan, dan Bintang memilih berdiri agar bisa melihat paling depan.
"Minuman buat siapa La?" Tanya Bulan yang berada disampingnya. Bulan juga melihat gerak gerik gugup dari Stela.
"Ntar juga tau!" Balas Stela menutupi kegugupannya.
"Eh, mereka sudah selesai, ayo kesana!" Ajak Bintang dengan menggandeng tangan Bulan-Pacarnya.
Stela mulai merasakan kegugupannya. Tidak biasanya dia akan seperti ini. "Ayo! Kok bengong sih?!" Tanya Bulan Langsung menarik tangan Stela. Alhasil Stela hanya pasrah.
"Lo hebat tau!" Puji Bulan kepada Satria.
"Ivan juga" balas Satria.
"Biasa aja!" Balas Bulan dengan menatap Ivan sinis.
"Kenapa si lo? Sensi sama gue? Ada masalah? Gak biasanya lo kayak gini. Aneh" sindir Ivan. Memang tidak biasanya sikap Bulan seperti ini. Biasanya dia akan bersikap baik kepada Ivan.
Kalo dari awal gue tau sikap lo gue gak akan mau temenan sama lo. Kalau aja Stela gak nyuruh gue buat bersikap biasa sama lo. Udah gue injek muka lo! Batin Bulan dengan lirikan malas yang diberikan kepada Ivan.
"Minuman buat siapa, la?" Tanya Satria kepada Stela. Stela bingung harus memberi jawaban apa. Minuman ini ingin ia berikan kepada suaminya yang cuek kepadanya.
"Hai sayang!" Sapa seseorang yang datang dengan riang.
"Hai baby!" Balas Ivan langsung memeluk tubuh mungil gadis itu. Inilah rasa sakit yang diberikan Stela untuk sarapan pagi ini.
"Ih, bau ketek tau gak!" Kekeh Vania saat kepalanya berada diketiak Ivan. Karena jersey yang dipakai anak basket tanpa lengan.
"Maaf, sayang!" Ivan menaruh telunjukkan untuk mengusap keringat pada hidung Vania.
Bulan menatap Stela sekilas dan langsung memegang tangan Stela dengan erat. Stela yang paham langsung tersenyum kepada Bulan. Kalau gue jadi lo, la gue gak akan kuat dan pasti bakal langsung pergi batin Bulan.
"La, itu minum buat siapa? Satria ya?" Tanya Vania kepada Stela. Stela yang bingung langsung mengikuti alur Vania.
"I-iya ini buat Satria, nih sat!" Stela mengulurkan tangannya untuk memberikan minuman yang tadi ia beli dikantin untuk Satria. Satria menerima botol dari tangan Stela.
"Thanks!" Balas Satria dengan wajah senang.
"Kode keras sat!" Ucap Bintang yang ada disampingnya.
"Kode apaan?" Tanya Satria bingung.
"Buruan tembak!" Celetuk Bulan. Dia lebih setuju jika Stela dengan Satria walau keadaan Stela yang saat ini namun lebih baik Stela bersama Satria.
"Dua bulan lagi, masyaallah!" Balas Satria teguh pendirian.
Kalaupun kamu nembak aku, gak akan mungkin kita bersatu. Kamu layak mendapat yang terbaik dari aku batin Stela sendu.
"Kenapa sih lo ngeyel tanggal lahir lo?" Tanya Bintang heran.