That Seniors And Me

el tsuki
Chapter #5

Akhi...

Mungkin dia tak menyadari sesuatu yang berbeda dariku hari itu, juga hari-hari sebelumnya. Tak apa, bagiku melihatnya saja sudah membuatku senang. Seperti hari itu dalam terpaan kesekian keberuntunganku, kembali waktu hadirkan momen membuatku tersipu akan hadirnya.

"Hai!" Aku memasuki sebuah ruangan, menyapa beberapa gadis yang berlalu lalang sembari melangkah mendekati sebuah kursi pada barisan ke dua sisi kiri yang masih belum dihuni.

"Ada yang lagi berbahagia nih," Ms. L menyindir curiga ke arahku, yang terus tersenyum-senyum meski telah duduk usai menyapa singkat Ms. R di sebelah kananku dan Ms. L yang duduk dibelakangku.

"Iya dong," sahutku sembari menoleh, masih tersenyum-senyum.

"Tunggu!" potong Ms. R, membuatku tertahan. "Udah beberapa hari ini kamu rajin banget pake rok?" Ms. R yang sebelumnya terpaku dengan telepon genggam barunya melirik, menyadari sesuatu yang tak biasa pada ku, celana jeans gelap yang biasa kugunakan telah berganti rok denim gelap.

"Lagi mau aja," sahutku tenang. Kemudian sibuk menata buku di meja kecil dihadapanku.

"Saya mencium sesuatu yang tidak biasa." Ms. L meletakkan ke dua tangan diatas meja kecil di hadapannya, bergaya ala introgasi sembari menatapku tajam.

Aku menoleh pada Ms. L seusai acara merapikan buku-ku. "Sembarangan! Hidungmu ngak biasa!" aku menyahut, mengomel tak mau kalah.

Ms. R menggernyit menelisik, sementara Ms. L masih fokus menatap tajam bergaya introgasi detektif, yakin dengan intuisinya.

Aku menoleh sekilas pada mereka dan menghela nafas. "Ya Tuhan, tega sekali manusia-manusia ini berfikiran buruk tentang hamba," aku berujar melankolis, bagai jiwa menyedihkan yang tersiksa disertai mimik wajah me-iba sembari mengatupkan tangan dan menengadah menaikkan pandangan ke arah langit-langit ruangan.

"Haha ngasal." Ms. L memukul pelan bahu kananku dan tertawa, begitu juga Ms. R geli dengan akting payahku.

Kelas hari itu terasa berjalan begitu cepat, padahal berjalan tanpa henti sedari pagi hingga sore. Mungkin karena suasana hatiku sedang baik, atau karena hmmm… ada hal lain yang sedari awal ku incar. Haha… yang mana saja itu tak masalah, yang jelas aku sedang bahagia dan berefek pada aktifitas perkuliahan sepanjang hari menjadi lancar memasuki bilik otakku.

Baru ketika sorelah kelas hari itu usai, berangsur-angsur para penghuni kelas beringsut meninggalkan ruangan. Buku dan kertas-kertas yang sebelumnya berserakan pun turut raib. Beberapa sosok tampak masih duduk membenahi tas, menanti antrian di pintu keluar yang mengular.

Aku berdiri cepat, nekad menyusup dalam antrian. "Duluan ya! Daaah!" aku menoleh pada Ms. R dan Ms. L seusai menyambar tas yang tergeletak pada bangku kosong disampingku dengan ceria, segera melambai hendak berpisah tujuan dengan mereka.

"Kemana?" Ms. R yang masih duduk menanti bubarnya antrian menoleh dengan heran, membuatku yang berdiri dihadapannya terhenti sesaat.

"Janjian ke sebelah!" jawabku sekenannya, kemudian berbalik menuju antrian.

Seolah sudah membaca gelagatku, "Oooh…, pemuda misterius!" Ms. L berceloteh, menebak dengan mencurigakan, membuat langkahku seketika terhenti.

Lihat selengkapnya