Aku tengah berbaik hati menemani beberapa teman-teman ku berada di tempat ini, sebuah ruangan keramat. Bukan, bukan ruangan melainkan sebuah sudut cukup luas dengan pemandangan terbuka yang berada di ujung barisan ruangan, yang dialih fungsikan sebagai tempat nongkrong mahasiswa/i saat pergantian jam terutama sore hari seperti sore ini. Sudut biasa namun dapat berubah menjadi keramat, saat diisi sosok kasat mata sombong lagi menyebalkan. Seperti kali ini, sudut tersebut telah dihuni berbagai gerombolan yang seakan membentuk kubu tersediri, tersebar di berbagai sisi.
Riuh yang sempat menghilang di sudut tersebut kembali menggema. Keriuhan yang membuyarkan duniaku dalam sekejab, menyeretku kembali pada kenyataan, menyadarkanku bahwa para seniorku tersebut hanya menjelma dalam benakku, tak berdiri dihadapanku. Ms. R menyentuh lengan kananku, membuatku menoleh. Aku kemudian melangkah mengikuti Ms. R, menghampiri salah seorang pemuda, seorang senior yang tengah duduk berdekatan dengan dua senior lainnya di ujung bangku panjang.
"Maaf kak, kita baru sampe," Ms. R berujar dengan sopan sesampainya kami dihadapan salah seorang senior tersebut.
Dia yang berkulit coklat dan sebelumnya diam akhirnya menoleh, sementara dua lainnya yang sebelumnya berbincang menghentikan perbincangannya dan beralih asyik dengan telepon genggam masing-masing tak memperdulikan kedatangan kami. "Oh iya, ngak apa-apa. Belum mulai kok," dia yang menoleh menyahut datar.
Aku mengangsurkan bundel laporan yang sebelumnya ku selipkan diantara berkas lainnya dalam tasku. "Ini kak laporannya udah selesai di edit, silahkan kakak cek dulu," ungkapku.