Tha;
Maafkan aku, Wiy. Aku benar-benar sibuk akhir-akhir ini. Seperti yang kamu katakan, aku sibuk dengan minat, bakat dan pekerjaanku. Maaf aku belum sempat mengabarimu tentangku di sini. Aku tahu aku egois jika hanya tahu kabarmu dan kamu tidak tahu kabarku. Maka dari itu aku minta maaf padamu dengan setulus hati.
Aku tidaklah setega yang kamu kira. Aku tidak seperti yang kamu sangka bahwa aku lupa denganmu, Wiy. Meskipun aku sedang menekuni kesibukanku sendiri, kamu tahu, Wiy? Dalam sanubariku cinta kita masih aku pelihara, masih aku jaga, masih aku kunci untukmu. Tidak akan kubiarkan orang lain membukanya, merebutnya, akan tetap kupersembahkan untukmu, Wiy. Sesibuk apa pun aku, walaupun tidak mengabarimu, aku masih memikirkanmu, Wiy. Sekali lagi terima kasih sudah memberi kabar terlebih dahulu. Wiy, aku masih dan selalu mencintaimu.
Aku merindukanmu duhai bunga hatiku. Aku masih menyimpan rindu padamu duhai bidadariku. Tidak sekarang, yakinlah nanti atau kapan pun dan di mana pun rindu kita akan saling mempertemukan. Oh ya, Wiy, bagaimana dengan kursusmu? Kamu sudah bisa memasak? Ah, jadi tidak sabar ingin merasakan masakanmu, Wiy. Apa kabar juga dengan kampung Sepakat?
***