Wiy;
Baiklah. Aku akan menunggumu kembali. Pesanku jangan kabari aku saat kamu mau pulang. Aku ingin tahu bila kamu sudah mengetuk pintu rumahku saja. Kenapa? Karena aku tidak kuat dengan cobaan bila dan seandainya kamu kabari kamu pulang dan nyatanya ada kendala mendadak yang menghalangi, aku akan kecewa. Dan aku tidak ingin juga kamu merasa bersalah karena telah membuatku kecewa.
Aku pun tidak menyalahkan takdir yang telah menghadang. Oleh sebab itu pulanglah dan ketuklah pintu rumahku, aku akan jadi orang paling bahagia di dunia ini saat hal semacam itu terjadi. Kuharap kamu mengerti dengan maksudku.
Aku tidak kuat menerima janji dan harapan, meskipun aku bertahan tanpa kabar dan kepastian. Sebab harapan besar yang kamu tawarkan bila berujung kecewa jauh lebih sakit dibanding tidak diajak ibuku ke toko baju. Semoga segera mengetuk pintu rumahku duhai pangeranku.
Tha;
Baiklah, Wiy. Aku tidak akan membuat janji dan memberimu harapan. Akan kucoba seperti yang kamu inginkan. Meski pun nanti tidak ada persiapanmu menyambutku, tidak ada butir telur untuk membuat masakan telur dadar dan telur mata sapi.