Wiy;
Hubbi, sudah terasa lama kita lalui semua ini. Awalnya aku terbawa suasana, aku menanggapi, merespon baik atas sikap dan ucapanmu. Kamu pun demikian, telah banyak berbuat baik terhadapku, hatimu terasa jujur.
Semua yang kamu perbuat, tulisan-tulisanmu berasa tulus. Aku tidak pernah berpikir bahwa kamu akan berbohong dan menyakitiku, sungguh kamu baik sekali padaku.
Hingga kini susah aku ingin mengatakan maksudku kali ini. Hubbi? Sebenarnya... Ah, susahnya memulainya, sebenarnya aku, hum, sebetulnya, hum, sesungguhnya duhai hubbi, aku ingin mengatakan agar kamu tidak perlu lagi memikirkanku.
Tidak perlu lagi bermanis kata padaku. Aku sudah tidak berharap lagi kamu kabari, di sini aku baik-baik saja.
Mungkin terlalu kejam jika aku terus terang bahwa aku sebenarnya ingin kamu lupakan dari ingatanmu, leburkan cintamu, buang jauh ia dari sanubarimu. Mungkin kamu heran dan penasaran kenapa aku berubah begini hubbi? Tidak perlu kamu heran, tidak perlu juga bersedih.
Sekarang fokuslah pada apa yang kamu cita-citakan, giatlah melakukan yang sedang kamu kerjakan, seperti katamu dulu bahwa serius dalam bekerja adalah sebuah bukti cinta untukku, kalau kamu mencintai pekerjaanmu berarti kamu sedang mencintaiku. Bukankah begitu hubbi?