Tha;
Habibati, setega itukah orang yang telah cukup lama aku kenal selama ini? Semudah itukah kamu menyuruhku melupakanmu?
Habibati, kamu terlambat mengatakan semua ini padaku. Cintaku padamu sudah sangat lama aku pelihara, kita rawat dan kita jaga bersama, dan sekarang kamu menyuruhku meleburkannya? Maaf habibati, aku tidak bisa.
Aku tidak sanggup menerima kesudahan dan kesedihan ini. Lagipula aku tidak merasa diriku yang dulunya mulai merayumu terlebih dahulu. Bukankah kamu yang bercerita pertama kali waktu itu? Bukankah kamu yang lebih tau banyak tentangku dahulunya? Bukankah kamu yang lebih banyak bermanis kata dan menghiburku habibati?
Hum, aku memaklumimu, mungkin kamu sudah lelah bercerita kepadaku, sudah lelah menuliskan kabar dan rindumu. Sehingga semua ini kamu bilang tidak realistis, dunia fiksi dan berujung fiktif belaka. Kamu tega habibati!