Thawiyyah

Daud Farma
Chapter #13

13

Wiy;

Humm, Tha, maaf aku tidak harus lagi memanggilmu hubbi. Karena kamu sendiri yang menginginkannya. Kamu tahu apa yang aku sesali dan aku takuti, Tha? Yang kusesali ialah kesalahanku sendiri yang terlanjur memulai mencintaimu yang masih remaja dulunya, masih ABG. Dan sekarang kamu sudah mulai dewasa dan benar saja kamu berubah kan? Dugaanku tidak pernah salah, analisaku sudah terbukti bahwa kini kamu sudah mulai realistis. Itulah kenapa dulu aku segera menyadarkanmu sebelum kamu benar-benar dewasa, karena aku tidak mau akhirnya begini setelah lama sudah kita lalui bersama, Tha. Karena semakin dewasa kamu akan semakin berpikir dan kamu menginginkan hal yang sama: kenyataan.

Sungguh aku sesal pada diriku sendiri yang telah memulai mencintaimu di usia remaja. Dan aku sesal padamu juga sebab berkali-kali aku coba menyadarkanmu sejak dulu, tetapi katamu aku plinplan, tidak konsisten. Dan sekarang lihat, Tha, siapa yang tidak konsisten?! 

Tha, sekarang kita sudah sama-sama dewasa, lalu kenapa harus berubah? Kenapa tidak tetap kokoh memperjuangkan cinta yang telah lama kita bina ini? Lebih serius memikirkan masa depan bersama. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapimu, Tha. Di saat aku plinplan kamu datang dengan sejuta kata untuk menyakinkanku agar aku bertahan, tetapi sekarang malah kamu yang demikian, mudah sekali berubah saat kamu mulai berpikir dewasa.

Jujur, Tha, aku tidak punya banyak kata untuk membuatmu terusan mencintaiku. Bila memang demikian maumu, ya sudah, aku pasrah, aku menyerah. Dan aku akan menuruti perintahmu untuk mengundang atau menerima siapapun orang yang bertamu ke rumahku. Seperti katamu: pandang akhlak dan taqwanya. Ya, Tha, aku akan mengutamakan dua hal itu. Bukan tampan dan kekayaan.

Lihat selengkapnya