Wiy;
Tha, kenapa kamu tidak membalas surelku? Apakah kamu belum membacanya? Sungguh tega sekali kamu, Tha jika sudah baca tetapi tidak membalasnya. Sekeras itu kah hati orang yang aku kenal selama ini? Yang sudah akrab denganku? Sudah memberikan separuh jiawanya padaku? Bukankah kamu ingin menjemput separuh jiwamu,Tha? Akulah jiwamu, Tha. Jemputlah aku, jadikan istrimu. Kutahu hatimu masih mencintaiku, mawar di hatimu masih tumbuh rindang. Tha, ayolah menikah, kamu takkan sanggup hidup tanpaku. Hari-harimu akan selalu terbayang akanku. Percayalah padaku, Tha, kamu takkan sanggup, sungguh tidak akan! Kenapa aku berkata begini? Karena kamu sendiri mengakui bahwa akulah kekasihmu sampai mati. Akulah cinta pertamamu, kutahu kamu susah melupakan apalagi melenyapkanku dari hatimu.
Perasaanmu terhadapku sudah tertanam erat di lubuk hatimu yang dalam, kutahu kamu akan kembali. Meskipun tidak sekarang, kita lihat saja nanti. Kamu pasti datang menjemputku, menikahiku.
Mungkin aku terkesan aneh dan kamu heran dengan surelku kali ini. Kenapa aku sepercaya diri begini? Se-PD ini? Kamu tahu sendiri, Tha, hatiku sudah remuk, batinku timbul tenggelam, sudah hilang rasa maluku padamu, Tha. Di dunia ini tidak ada lagi orang yang dapat aku cintai selain kamu seorang. Kamu lah kekasihku yang sesungguhnya, yang Allah pilihkan untukku.