Tha;
Wiy, mungkin kamu kaget dan kesal saat membaca surelku ini. Tadinya ingin segera kubalas surelmu, tapi karena baterai gawaimu sudah habis, sengaja aku tunda hingga hari ini.
Maaf, Wiy, mungkin saat kamu mau meninggalkan rumahku kemarin itu aku juga pamit pada ayah dan ibumu. Berat mereka melepasku namun aku harus pergi sebab aku ditelepon tim penerbit, ngejar ngedit naskah agar segera terbit. Maafkan aku, Wiy, aku tidak menghindar darimu. Aku sungguhan, aku tidak berbohong. Sungguh! Aku minta maaf padamu, Wiy.
***