Tha:
Alhamdulillah kabarku juga baik, Wiy. Maaf, aku baru bisa membalas surelmu hari ini. Kabar baik dariku adalah naskah yang aku edit hampir rampung. Bulan depan aku ingin pulang dan menetap di kampung. Aku sudah merancang agendaku.
Survei untuk menulis novel di dekat tempat kerjaku juga akan selesai bulan depan dan sisa surveinya adalah di kampung Segenap, kampungku sendiri. Tetapi aku belum merencanakan apalagi memastikan untuk menikahimu. Aku belum tahu kapan tepatnya kita jadi pasangan yang halal. Tetapi, Wiy, kamu jangan dulu berharap dan menunggu kedatanganku. Jangan menghitung waktu bahwa aku akan pulang bulan depan, sekali lagi jangan, Wiy. Kita tidak tahu bagaimana takdir menentukan, kita hanya bisa merencanakan, Wiy. Aku tidak ingin kamu kecewa, maka dari itu janganlah berharap dulu.