Thawiyyah

Daud Farma
Chapter #45

45

Wiy;

Pagi, pagi sekali udara berembus masuk lewat jendela kamarku yang telah kubuka sedari tadi. Menggoyangkan kertas-kertas yang aku tempel di dinding kamar, berputar-putar lalu keluar dari jendela satunya lagi. Menerbangkan debu yang menempel di jeruji. Terbang dekat, dekat sekitaran halaman. Memeluk pohon mangga, meyenggol daunnya, menjatuhkan buahnya kemudian aku keluar mengejar dan mengambilnya. Sebab takut didahului ayahku yang sedang minum kopi di teras depan.

Kuucapan terima kasih banyak pada angin pagi yang baik budi. Angin tahu betul bahwa aku telah lama menginginkan buah mangga ini jatuh ke bumi karena aku tidak pandai memanjat seperti monkey, nama monyet tetangga kami. Kemudian angin menyapu daun-daun kering yang berguguran di halaman, kerasak-keresek menimbulkan bunyi bak plastik kantong.

Sekali lagi terima kasihku pada angin yang begitu baik, aku tidak susah payah lagi menyapu. Kemudian berembus ke kandang ayam, menggigilkan sekujur tubuh, seketika ayam jantan berteriak: kukuruyuuuk! Yang artinya; bangun! Subuh! Masak! Mandi! Sarapan! Bersolek! Kerja! Ngantor! Sekolah! Anggap saja angin membangunkan tidurnya ayam dan ayam mengingatkan manusia. Sekali lagi aku berterima kasih pada angin yang telah membuat ayam jago menggigil hingga terbangun dan berkokok.

Lihat selengkapnya