Wiy:
Tha kamu apa kabar? Aku rindu kamu, Tha. Kabarku baik. Aku sudah makan siang. Sekarang aku makan buah kedondong. Di kampung Sepakat banyak batang kedondong, Tha, dan saat ini lagi musimnya. Aku senang memberitahumu meskipun kamu tidak menanyakan semua itu.
Ayah dan ibuku sakit-sakitan. Sawah ayah sudah dijual untuk mengobati sakitnya yang tak kunjung sembuh. Untuk menghemat biaya, ayah dirawat di rumah saja. Aku dan ibu yang merawat ayah. Adakalanya ayah dan ibu sakit bersamaan, aku sendiri yang merawat mereka. Sesekali saudara kandung dari ayah dan ibu datang menjenguk. Mohon doamu untuk kesembuhan ayah dan ibuku, Tha, semoga beliau panjang umur. Aku ingin mereka melihatku menikah denganmu nantinya. Besar harapanku mereka sempat melihat cucunya, anak kita nantinya, Tha.
Sudah dua puluh tahun aku menunggu, umurku sudah tiga puluh tahun. Tiap kali aku bercermin, kurasakan betul perubahan fisikku. Aku langsing hampir tak berdaging, mungkin terlalu jujur jika kukatakan aku kurus. Beratku hanya lima puluh kilo gram lebih sedikit.
Oh ya, Tha, kamu sudah pernah makan kedondong kan? Di kampung Segenap tentu banyak juga batangnya. Daerah kita memang subur, Tha, tidak perlu menanam dan merawatnya, ia akan tumbuh rindang, tinggi, dan besar.