Wiy;
Tha, setiap orang mestinya percaya diri bahwa ia sedang menuju jodoh, sedang berjalan di atas jalur jodoh.
Namun, aku juga tidak sabar terusan berada lama di jalur jodohku. Aku ingin segera ke ujung penghabisan jalur jodoh, yaitu stasiun jodoh-menikah-kemudian panggung jodoh-pelaminan. Jalur jodoh yang aku hadapi ini adalah jalur yang penuh dengan tikungan, andai saja aku tidak istiqamah, tidak yakin, tidak sabar dan banyak gelisah maka besar kemungkinan aku akan terbuang dari jalur jodohku sendiri dan penantianku sia-sia. Tetapi aku benar-benar yakin, Tha.
Mungkin terlalu tidak enak jika pacaran itu kukatakan kubangan rintangan, tetapi percayalah bahwa para musafir jodoh banyak yang masuk ke dalam lumpurnya. Aku pun merasakannya sekarang, Tha. Kenapa dulu kita pacaran jarak jauh? Berkirim surel? Hingga akhirnya kamu tidak berjodoh denganku saat ini. Pacaran dan putus di tengah jalan, dan nyemplung ke dalam lumpur dan diketahui banyak orang adalah memalukan dan menyakitkan, Tha. Tetapi aku masih yakin akan sukses melewati rintangan hinggga ke ujung penghabisan, stasiun jodoh, kebahagiaan diraih oleh orang yang yakin sepertiku. Meskipun kini kamu bukan milikku, kuyakin suatu saat nanti.