Wiy;
Tha, Balaslah surelku. Apakah sudah kamu putuskan untuk tidak membalasnya lagi?
Baiklah, Tha, keputusanmu tetaplah keputusanmu. Aku hanya bisa menerima dengan lapang dada. Memang aku sangat berharap kita jodoh. Kusangka senyummu di januari dulu berbuah jodoh di desember. Nyatanya hanyalah berbuah: teman, sahabat.
Kamu hanya menganggapku sahabat. Terima kasih, aku berusaha menerimanya meski pun saat ini susah aku mendengarkan suara hatiku untuk buru-buru menjauh darimu.
Biarkan aku di sini dulu-menantimu sebentar lagi. "Pamit" "Selamat tinggal" darimu yang masih menghantui pikiranku, menggoncang jiwaku.
***