The Art of Move On

Glen James Alexander Sahetapy
Chapter #3

Wanita Pembuat Keramik

“Naaah…, ini dia udah dateng,” sambut Martin salah satu sahabat Deus yang tengah berdiri dengan salah satu kawan mereka di dekat pintu masuk dari sebuah convention hall tempat Birght Market digelar.

“Kalian udah ke dalem?” tanya Deus.

“Belom, lah..., kita kan nungguin lo, Bro. Sebagai lo kan pelaku industri pop art. Amadeus the Mad… ya, kan? Ahahay…!” jawab Bobby berkelakar.

Mendengar julukan lamanya disebut, Deus menghela napas enggan sementara Bobby dan Martin tertawa.

Bukan apa-apa. ‘Mad’ merupakan panggilan keren Deus sebagai vokalis merangkap gitaris utama Ride On Fire. Sekaligus, potongan dari namanya itu. Rekan-rekan sesama musisi cadaslah yang pertama kali memulai memanggil dia seperti itu. 

Ada sejarahnya mengapa mereka menyebut Amadeus dengan sebutan ‘Mad’. Mereka menilai kemampuan Deus dalam memainkan gitar telah mencapai tingkatan yang ‘gila’. Sehingga sejak album kedua band tersebut, ia mulai dikenal sebagai Amadeus the Mad. 

Setelah sekian lama ia menilai panggilan itu terdengar bagai ‘Alexander the Great’ atau ‘Conan the Barbarian’ yang: sort of keren enggak sih? Sekarang Deus ingin melunturkannya sama sekali.

“Apaan sih, lo, Bob? Yuk, masuk, yuk!”

Martin adalah seorang pria gemuk yang malas. Literally malas. Sebab, dia tidak perlu kerja dan menyibukkan diri dengan bitcoin dan berinvestasi. Maklum. Orang tuanya memiliki waralaba mini market, kontrakan juga tempat kost.

Sedangkan Bobby, sebenarnya dia tipe pria yang masih harus berkutat dengan kehidupannya sebagai pemilik toko memorabilia online. Bisnisnya meliputi berbagai barang fashion luar negeri, hingga action figure, miniatur mobil die cast dan barang sejenis lain yang mengungtungkan bagi dia.

“Hai, Deus! Udah masuk aja langsung. Enggak usah beli tiket. Ah, lo kayak siapa aja!”

“Kak Deus, apa kabar, kok tambah mirip sama artis Korea, sih, sekarang?”

“Beuh, gila...! Ada Deus, dong…, segan gue!”

Itulah sambutan-sambutan hangat tatkala sosok Deus yang memiliki tinggi tubuh hampir mencapai 180 sentimeter itu memasuki venue Bright Market. Ia sendiri sampai tertegun, tidak menyangka sebagian orang-orang yang ia kenal masih saja memperlakukan dia begitu istimewa.

Sesuai namanya, Bright Market merupakan sebuah event atau sebut saja, semacam pasar gaya hidup yang berbasis fashion, seni dan pop culture secara umum. Selama ini, dia memang cukup dihormati. Karena dulu, dirinya merupakan salah satu pejabat teras perusahaan fashion kenamaan.

Ini adalah kali pertama Deus kembali menampakkan diri pada orang-orang setelah dia mengundurkan diri dari hingar-bingar pergaulan kalangan hipster. 

Rambut panjang tanggungnya sebagai musisi metal telah dipangkas hingga memiliki model… ya, barusan saja ada yang menyebut dia bak aktor Korea dengan paras Tionghoanya itu. 

Memang ada yang mengkalim wajahnya mirip dengan Lee Dong Wook. Sementara dia sendiri tidak tahu-menahu yang mana pula Ding Dong Duk itu sebenarnya.

“Deus, minta advice lo boleh enggak?”

Lihat selengkapnya