The Babad Noir Chronicles

Nikodemus Yudho Sulistyo
Chapter #13

the drugs

Bunyi dentingan lonceng mungil di atas pintu toko buku Kalabendana Classics tiba-tiba menghentikan percakapan mereka. Dua orang masuk. Gerakan dan tindak tanduk mereka grusa-grusu. Mereka melihat sekeliling tapi dengan tidak nyaman. Sama sekali tidak nampak sebagai para pecinta buku yang hendak mencari bahan bacaan. Mereka mengenakan cap hitam dan coat panjang. Salah satunya malah mengenang coat lebar seperti orang kaya atau kepala kelompok mafia.

Hanya saja pakaiannya ini tidak cocok di badannya.

Bukannya terlihat kaya dan terhormat, coat itu seakan berhasil menunjukkan bahwa si pengguna hanya memiliki satu-satunya baju yang pantas dipakai. Mungkin ia dapatkan coat itu dari membegal orang kaya di gang atau mencurinya dari dalam limosin seorang pebisnis jutawan. Yang jelas keduanya sudah bisa dipastikan bukanlah penikmat buku.

"Hey, man. Kami perlu sesuatu," ucap orang yang mengenakan coat panjang ke arah Kalabendana.

Ia kemudian menganggukkan kepala kepada temannya yang kemudian mengambil sesuatu dari balik coat lebar yang tidak cocok pada badannya itu. Ia melemparkan segulung uang yang diikat karet gelang itu meja bundar sembari berkata, "Satu paket saja malam ini. Kami butuh cepat."

Kali ini Kalabendana yang melotot matanya, "Apa kalian bilang? Apa aku terlihat seperti pemadat? Keluar kalian dari tokoku!' bentak Kalabendana. Mengherankan pula, dengan tubuh sekecil itu, Kalabendana memiliki nyali dan harga diri yang besar. Mungkin karena bagaimanapun, sama seperti yang diutarakan oleh Arimbi, Kangmboknya dengan cara sarkasme, ia pun adalah bagian dari keluarga bhuta.

"Ayolah bung. Kau pakai anting-anting lebar itu ‘kan?" ujar salah satu dari orang asing tersebut. "Lagipula kami paham kok sebagai penjual kau tidak perlu memakai barang jualanmu ‘kan? Tenang saja, sekali lagi, kami paham." ujar salah satu dari kedua orang tamu tersebut sembari mendekatkan wajahnya secara dramatis.

"Kalian pikir semua bhuta menjual gelek, hah?"

"Hey, kita tidak pakai kata itu, man."

"Lalu, apa? Dope, reefer, giggle smokes, purple haze, nose candy?"

Lihat selengkapnya