The Babad Noir Chronicles

Nikodemus Yudho Sulistyo
Chapter #27

the blast

Wrekodara tentu tidak tinggal diam. Ia tidak mau terus-terusan dijadikan sasaran tembak musuh. Segesit-gesit gerakannya, bila dihujani peluru semacam itu, tetap saja ia akan menjadi korban pada akhirnya. Bunyi ledakan menyaru dengan bunyi benturan peluru pada material yang pecah berantakan. Memekakkan telinga sekaligus membuat adrenalin semakin terpacu. Darah Wrekodara menggelegak dan terbakar. Maka, pada saat yang tepat, ia menunduk, mempersiapkan shotgun nya, kemudian mengankat tubuhnya dengan cepat sembari melepaskan tembakan.

Ledakan dari peluru shotgun Bargawa menubruk dinding, tapi pecahannya melukai bahu salah satu anggota jim. Jarak antara dirinya dan musuh yang diserangnya memang tak bisa dikatakan dekat, namun dengan kecepatannya, Bratasrena menggunakan kesempatan itu untuk maju menyerang, melompat tinggi dan menanamkan kudhi yang sudah ada di tangan kirinya ke leher sang musuh yang langsung terkapar dengan leher mengucurkan darah menggelegak keluar.

Satu lawan sudah tewas.

Wrekodara mengarahkan Bargawanya pada satu lagi lawannya. Tembakannya meleset, pecah menghajar tembok dan pilar, namun Wrekodara tidak mau membuang-buang waktu. Sekali lagi seperti sebelumnya, ia segera menghambur secepat kilat, menepis senapan M1 Carbine sang penyerang yang mengarah kepadanya, menusukkan kudhi berkali-kali ke wajah, leher, dan dada sehingga sang anggota jim terkapar bersimbah darah sama seperti rekannya.

Dua orang tadi ternyata memang hanya makanan pembuka. Buktinya, lima orang anggota jim dan gandarwa tiba-tiba menyerbu dari kegelapan. Tiga menyerang paling depan menggunakan machete dan pisau, sedangkan dua penyerang lagi di belakang menghambur dengan memuntahkan peluru dari revolver mereka. Wrekodara menghajar kepala seorang jim yang menyerang menggunakan machete keras sekali dengan Bargawanya yang digunakan sebagai semacam senjata pukul. Ini membuat sang jim terpelanting. Tidak ada waktu mengisi peluru bagi Wrekodara. Ia kembali memutarkan Bargawanya menepis dua serangan pisau susulan sambil menghindari desingan peluru. 

Lihat selengkapnya