The Babad Noir Chronicles

Nikodemus Yudho Sulistyo
Chapter #29

the door

Di dalam masa pengamatannya, mendadak Arimbi mendengar bunyi raungan sebuah mobil Buick RoadMaster Skylark lebar mendekat ke gedung kecil berpintu tersebut. Seseorang - anggota bhuta lainnya - keluar dari dalam sedang tersebut dengan gaya yang luar biasa perlente. Anting-anting lebar di kedua telinganya semacam menjadi jaminan status bahwa ia boleh masuk. Arimbi dapat memastikan ini karena tidak ada pemeriksaan tertentu dari para penjaga bersenjata itu terhadap orang yang baru datang dan ditengarai merupakan anggota bhuta tersebut. Bahkan sang buta dan para penjaga saling menyapa dan bertukar kata-kata cabul dengan begitu kerasnya sampai Arimbi ingin muntah mendengarnya karena kesal dan jijik. 

Tiba-tiba, sebuah gagasan muncul di kepala Arimbi.

Ia meraba saku dan mengambil sepasang giwang lebarnya. Ia mengenakan kembali kedua anting-anting identitas buta tersebut. Ia juga kemudian merapikan overcoat-nya, melepas bandana yang menutupi mulutnya namun menurunkan ujung topi capnya sehingga menutupi separuh wajahnya, menyamarkannya.

Arimbi menarik nafas dan menghempaskannya. Ia berdiri dari tempat persembunyiannya kemudian berjalan pelan namun pasti menuju pintu berlambang api tersebut. Tanpa canggung ia melambaikan tangannya ke arah kelima penjaga tersebut. Tubuh Arimbi yang jangkung dengan berpakaian overcoat tersebut memang membuat dirinya terlihat bagai seorang pria. Arimbi beruntung dalam hal ini karena memerlukan beberapa waktu untuk orang agar dapat benar-benar mengetahui bahwa ia adalah seorang perempuan. Dan Arimbi tidak berniat memberikan waktu tersebut. 

Salah satu penjaga melihat kedatangan sosok laki-laki dari balik kegelapan. Ia memicingkan mata dan menyapanya, "Hey, bro. Nampaknya ini baru pertama kali bagimu? Aku rasa-rasanya belum pernah lihat kau di sini," ujarnya. Sang penjaga adalah salah satu anggota bhuta dengan cambang dan brewok tebal.

"Minggir bung, aku sedang tidak ingin bicara," jawab Arimbi kasar.

"Woo, chill bro, chill ... Sudah tidak tahan sepertinya”, ujarnya sembari memandang ke arah teman-temannya. Semuanya bertukar senyum mengganggu.

Lihat selengkapnya