Tanpa menunggu lagi, sesegera ketika melihat bantuan datang, Wrekodara meraung menerobos puing, melompatinya hingga mencapai bagian atas sebuah bangunan tempat para jim dan gandharwa menyerang mereka. Ia langsung mengamuk membabat dan menusukkan kudhinya pada siapapun yang menghadang di depannya. Tapi serangan yang membabi-buta Wrekodara ini tidak bertahan lama ketika tubuhnya terhempas oleh sebuah tubrukan keras. Wrekodara jatuh bergulung ke belakang.
Namun ia langsung berdiri dan mendapati sesosok anggota jim dengan menggenggam sepasang senjata belati berupa kukri di kedua tangannya berdiri menantang.
"Wrekodara ... !" geram sosok yang ternyata adalah Dandun Wacana tersebut pendek sebelum ia menyerang Wrekodara dengan membabatkan kukrinya ke arah perut dan leher lawan.
Wrekodara berguling kembali ke belakang hanya setengah inchi dari ujung kedua kukri tersebut. Namun satu hentakan tendangan yang cepat berhasil mendorongnya mundur.
Bukan Wrekodara namanya bila tak menguasai pertempuran. Dengan tubuh yang terluka di banyak bagian, rasa sakit tak berhasil mengalahkannya. Wrekodara menyerang balik bak sebuah rudal, membuat Dandun Wacana terkejut setengah mati tidak menduga akan hal ini. Wrekodara melukai lengan Dandun Wacana tanpa ia sadari. Saling balas tusukan dan bacokan pun terjadi, tapi terlihat jelas bahwa Dandun Wacana bukan tandingan Wrekodara. Oleh sebab itu tak lama Nakula dan Sadewa, kedua adiknya muncul membantu Kakangnya membabatkan brass-knuckle dan knuckle-duster ke arah Wrekodara.
Pengeroyokan terjadi.
Ketiganya adik-beradik jim itu saling bahu membahu melawan Wrekodara. Permainan pisau dan belati terjadi dengan sangat seru. Nakula dan Sadewa yang lincah dan saling mengisi silang-menyilang dari kiri dan kanan Wrekodara, menusuk dan memukul laki-laki bertubuh raksasa tersebut. Di bagian tengah, Dandun Wacana memberikan serangan pula.
Tapi serangan bertiga pun ternyata percuma karena Wrekodara memang terlalu kuat bahkan bagi mereka bertiga. Dalam sekali sentak Nakula dan Sadewa terlempar akibat tendangan dan pukulan Wrekodara. Dandun Wacana yang berada di tengah menyerang lurus ke arah Wrekodara. Kukri nya menyambar udara kosong dua kali. Bahkan bertiga melawan Wrekodara saja masih kewalahan, apalagi hanya Dandun Wacana seorang. Maka balasan Wrekodara membuat salah satu kudhinya menancap di dada kanan Dandun Wacana. Teriakan kesakitan menyeruak ketika Wrekodara mencabut senjatanya tersebut.