The Babad Noir Chronicles

Nikodemus Yudho Sulistyo
Chapter #39

the feeling

 Dananjaya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Sepasang bibir tebalnya menyunggingkan senyum lebar. Ia merasa tak pernah senyum selebar ini seumur hidupnya. Ada rasa membuncah di dalam dadanya yang membuat ia merasa plong dan lega, seperti air sungai yang dilepaskan dari sebuah bendungan raksasa.

Ia kemudian membenarkan posisi derby di kepalanya. Ia memutar tubuhnya keluar dari balik pilar dan mengarahkan bazooka yang telah terisi dengan roket tepat ke arah Janaka.

Di bawah sana, Janaka berlutut dengan satu kaki dengan posisi menyerang sempurna. Kedua lengannya memegang senapan Lenga Jayengkaton dengan mantap, sedangkan sepasang matanya telah mengunci target. Sebelum Dananjaya menekan pelatuk untuk melepaskan roket, Janaka telah memuntahkan pelurunya dengan kecepatan yang tiada tara. Berurutan tembakan Janaka tersebut menghajar kaki, perut, dada lawan termasuk juga bazooka yang Dananjaya arahkan kepadanya.

Tubuh Dananjaya tersentak keras beberapa kali akibat tunjaman hujan peluru tersebut. Tidak hanya itu, akibatnya lebih dari dari yang dibayangkan: peluru bazooka meledak di tempat. Ledakan besar menghancurkan bangunan di depan Janaka. Pecahan tubuh Dananjaya dan mayat anggota jim di sekitarnya terlempar ke segala arah. Dananjaya tewas seketika itu juga.

Beberapa meter di belakang gedung dimana Dananjaya meledak oleh roket bazookanya sendiri, Dandun Wacana, Nakula, Sadewa dan sisa anggota jim dan gandharwa terperangah.

Anehnya, tak lama setelah kejadian ini Dandun Wacana justru tersenyum. "Madukara sudah beralih pihak, perusahaan itu sudah punya pengganti. Kita lihat apa mereka masih bisa merebut Mretani dari kita," ujar Dandun Wacana sembari masih tetap tersenyum tipis. Ia pun yakin Dananjaya juga tersenyum beberapa saat sebelum tewas di sana.

Dandun Wacana kemudian melihat ke arah si kembar Nakula Sadewa,

"Kalian sudah pastikan bahwa gadis-gadis itu selamat?"

"Sudah, Kakang, mereka sudah berada di tangan yang benar. Sosok misterius yang menyerang kita tadi sudah mengamankan para gadis yang kita jadikan sandera dan menyerahkan mereka pada perlindungan keluarga The Pandawas," jawab Nakula.

Lihat selengkapnya