Sejak seminggu yang lalu hidup Rycca terasa sangat tak nyaman. Kafin selalu membuntutinya. Layaknya induk ayam dan anaknya. Rycca dan Kafin menjadi perbincangan di seantero SMA Wijaya. Banyak yang iri pada Rycca, terutama kaum hawa. Bagaimana bisa seorang Kafin sangat tertarik dengan berandal itu?! Namun sebagian bilang kalau mereka sangatlah cocok. Bagaimana tidak? Belum ada sebulan Kafin sudah masuk BK selama 12 kali. Itu karena ia sering membuat keributan dan suka menjahili teman-temannya. Jadi, keduanya cocok karena sifat mereka sama.
Pagi hari Rycca dikagetkan oleh kedatangan Kafin pada jam pelajaran pertama. Pria itu selalu memasang senyum memikat hati. Tapi tidak bagi Rycca. Senyum itu sangat menggelikan.
"Selamat pagi semua," sapa Kafin menyapa seluruh siswa di kelas 11 IPS 2.
"Pagi," jawab serontak seluruh siswa kecuali Rycca dan Ricco. Mereka berdua tampak bingung, kenapa pria ini datang dan membawa tas?
Ricco memang tak suka dengan Kafin, semenjak Kafin hadir ia selalu memberi tatapan tak enak padanya.
"Oke temen-temen. Di detik ini, gue, Kafin Nata Danadyaksa, resmi pindah dari 11 IPA 1, ke 11 IPS 2," ujar Kafin menjelaskan apa tujuannya datang ke kelas ini.
Sorak para siswi sangat bahagia dengan kedatangan Kafin, mereka mempunyai kesempatan besar untuk dekat dengan pria tampan itu. Namun berbeda dengan Rycca, mungkin ini akan menjadi awal dimana harinya akan hancur.
Kafin menatap Rycca intens. Sedangkan gadis itu menatapnya sengit. Kafin lalu mengerlingkan satu matanya menggoda. Rycca menghembuskan napas pelan, lalu tersenyum remeh. Jangan pedulikan, Rycca.
"Baiklah Kafin, silahkan pilih bangku yang kosong," suruh Bu Eva yang sedang mengajar.
"Iya Bu," jawab Kafin. Ia langsung berjalan menuju bangku yang kosong. Tepat di belakang samping kanan bangku milik Rycca.
"Eh, lo minggir dong, lo pindah gih, biar Kafin duduk sama gue!" pinta Afika yang duduk di barisan depan.
"Enak aja, lo aja yang pindah biar Kafin duduk sini sama gue!" Jawab Dini teman sebangku Afika. Si ketua kelas dengan segudang gosip terpercaya. Mereka terus berdebat, saling mengusir satu sama lain. Kafin melihat hal itu hanya bisa tersenyum kaku.
"Kafin, mending kamu duduk di sini, biar si Dini pindah," suruh Afika dengan penuh pengharapan.
"Apaan si lo! Mending lo aja yang pindah, biar Kafin duduk sama gue!" Balas Dini sinis. Kafin tersenyum canggung.
"Maaf, gue nggak suka duduk didepan," tolaknya halus. Ia langsung melanjutkan langkahnya untuk duduk dibangku belakang sebelah bangku Rycca. Kedua gadis yang berdebat itu langsung diam, wajahnya mulai malu atas penolakan Kafin.
Kafin berjalan melewati Rycca, memberi senyuman termanisnya pada gadis itu.
"Hallo lagi Rycca," sapa Kafin sangat lembut dan dekat pada Rycca, gadis itu hanya membalas dengan senyuman sinis dan lirikan yang mengerikan. Namun Kafin selalu memberikan senyum terindah miliknya untuk Rycca.
"Dasar cowok sok jual mahal, tebar pesona!" sindir Rycca pelan. Hanya Kafin mungkin yang bisa mendengar.
"Hahaha... kalo lo yang nawarin buat duduk bareng, pasti gue nggak akan nolak," balas Kafin santai. Ia lalu duduk di bangku miliknya sekarang. Dengan masih menatap Rycca lekat, senyumannya tak pernah pudar ketika bertemu Rycca. Rycca mendesis tak suka, kenapa lelaki ini pindah kelas?! Bukannya sudah bagus di kelas IPA?! Dasar sinting!
Rycca mengatur deru napasnya. Mencoba untuk sedikit tenang. Jangan hiraukan dia lagi, Rycca.
****
Bel istirahat berbunyi, para siswa bertebaran dimana-mana. Tempat yang paling favorite untuk dikunjungi adalah kantin sekolah. Kantin yang besar dan banyak yang didagangkan di sini, kantin yang terbilang elite.
Rycca, Ricco, Ferdinan, Angga, Rian, dan Akmal langsung pergi ke kantin. Mereka adalah suatu kesatuan anak-anak badung dan sering bikin onar. Sampai seantero sekolah pun mengenali identitas mereka. Ditambah satu lagi, Kafin. Murid baru yang juga memiliki sifat yang sama. Bedanya dia memiliki otak yang cerdas dibandingkan dengan yang lainnya.
Mereka langsung duduk di meja khusus mereka, paling unjung dekat dengan somay Bang Jhon. Tak ada yang berani duduk di situ selain mereka. Cari mampus?
Di kantin, Kafin langsung mengambil duduk di depan Rycca. Samping Kafin ada Ricco yang sedari tadi memandangnya tak enak.
"Hai Rycca," sapa Kafin dengan menatap lekat Rycca dan memberikan senyum indah miliknya. Kafin menoleh ke beberapa arah, semua teman Rycca tampak tak enak memandang ke arah Kafin.