Sakit, hampa, dan tak bisa apa-apa. Sadar bahwa aku bukanlah siapa-siapa. Begitu bukan rasanya jika tahu orang yang kita cintai sudah punya pujaan hati?
*****
Pagi hari begitu terasa segar. Embun pun masih menempel pada jendela. Matahari tak begitu semangat hari ini, ia terkalahkan oleh tutupan awan.
Pukul 06:00 pagi.
Gadis itu sudah keluar dari kamarnya, sudah mengenakan seragam dan membawa tas hitam yang tampak ringan. Lalu menuju meja makan untuk sarapan.
Wanita paruh baya, namun masih terlihat begitu muda itu tampak duduk di meja makan.
"Morning tan," sapa Rycca. Arinda tersenyum lembut.
"Morning sayang."
Rycca langsung mengambil sandwich yang sudah di siapkan oleh tantenya. Maklum, tak ada Bi Milea artinya sarapan hanya sebatas roti saja. Ia makan begitu lahap sekali. Setelah usai, ia langsung meminum segelas susu putih.
"Ahh... alhamdulillah," gumamnya kekenyangan.
"Tante antar kamu ke sekolah ya," pinta Arinda. Rycca menatapnya heran, tumben.
"Nggak usah tan, bentar lagi Ricco sama temen-temen datang jemput seperti biasanya," tolak Rycca secara halus.
"Tante mohon, untuk kali ini aja." Rycca menghela napas pasrah lalu tersenyum kecil.
"Iy--"
Drttt.... drttt...
Suara dering telpon yang tak lain adalah ponsel Rycca. Arinda mengeritkan alisnya.
Nomor tak dikenal
"Angkat!" perintah wanita paruh baya itu.
"Nomornya nggak dikenal, males!"
"Siapa tau penting! Cepet angkat, berisik tau!" suruhnya tak terbantahkan. "Lagi nada deringnya baby shark!" omelnya lagi. Rycca mendesis kesal. Emak-emak protes terus! Rycca tak ada pilihan lain, ia langsung mengangkat telponnya.
"Halo," ucap Rycca dengan wajah bingung.
"Hallo kembali Rycca," ujar pria disebrang sana. Suara yang cukup familiar untuk Rycca. Wajahnya mendadak jadi tak enak. "Gue udah didepan rumah lo," terangnya membuat Rycca membelalak tak percaya.
"Lo, ngapain coba?!" nada Rycca meninggi.
"Mau ajak calon pacar berangkat sekolah bareng."
"Gila lo ya!" pekik Rycca pada ponsel pintarnya.
"Siapa?" tanya Arinda penasaran.
"Kafin," jawab Rycca jujur.
"Kafin? Si handsome bara-bere uye itu?" Arinda mendadak histeris. Dasar genit!
"Hm."
"Suruh masuk gih, sarapan bareng. Oh iya, kamu kalo mau berangkat bareng Kafin nggak papa. Tante nggak jadi nganterin." Rycca membelalak tak percaya.
"Loh kok nggak jadi tan?" keluh Rycca kecewa.
"Tante nggak mau merusak kesenangan anak muda," goda Arinda, Rycca mengeritkan alisnya. Apa maksud wanita di depannya ini?!
Arinda dan Rycca berjalan bersamaan menuju teras. Buru-buru wanita paruh baya itu membuka gerbang rumahnya.