The Bad Couple

Relia Rahmadhanti
Chapter #11

10. Kencan Pertama

Setelah beberapa lama berdebat dengan Arinda dan Oma Kafin. Akhirnya Rycca dan Kafin memutuskan untuk kembali ke sekelolah. Masih pukul setengah dua, masih ada jam pelajaran terakhir.

"Lo bisa nggak, ga ngikutin gue?" sentak Rycca. Kafin mencebikkan bibirnya kesal.

"Siapa yang ngikutin lo? Kelas kitakan sama," jawabnya. Rycca mendesis kesal, lelaki di depannya ini sungguh lebih dari kata menyebalkan. Rycca tak ingin berdebat lebih panjang lagi dengan Kafin, ia meninggalkannya segera.

"Lagian pake pindah kelas segala!" gerutu Rycca yang tampak sebal.Mereka sampai di kelas, jam pelajaran terakhir. Untung saja kelas masih belum bubar.

"Kafin, Rycca, kalian dari mana saja?" Suara begitu berat terdengar mengerikan. Namun tak ada raut kegelisahan pada gadis itu.

"Dari sana Pak, jauh," jawab Rycca enteng, Kafin menatapnya tak percaya. Kenapa gadis ini sangat berani dengan guru di hadapannya?

"Pake helm nggak,?" tanya Pak Hariyono tak kalah santai.

"Nggak pak, tuh pala Kafin bocor," jawab Rycca membuat seisi kelas meledakkan tawanya. Pria paruh baya itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Kafin diam mematung, kenapa Rycca terlihat akrab dengan guru itu? Sialnya, Rycca berhasil mempermalukan dirinya di ruangan kelas.

"Hidung kamu juga bocor Ryc," ledek Pak Hariyono, tawanya meledak. Rycca juga ikut tertawa kecil. "Ya sudah, silahkan duduk kalian berdua," suruhnya setelah kelas mulai tenang. Kafin dan Rycca menganggukkan kepalanya dan langsung menuju bangkunya masing-masing.

"Lo ngapain balik lagi, kelas juga mau bubar," bisik Arini yang mulai membereskan buku-buku di bangkunya.

"Daripada besok gue diinterogasi sama Bu Estanti." Arini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Rycca salah satu teman teranehnya. Ya, Arini adalah satu-satunya teman perempuan terdekat Rycca. Tak ada yang berani untuk dekat dengan Rycca. Jangankan berteman, menatapnya saja sudah mengerikan!

Jam pelajaran berakhir, serentak para siswa bersorak bahagia dan mulai keluar bertebaran. Gadis itu langsung beranjak keluar dari kelas, namun langkahnya terhenti saat tangan kekar menahannya. Refleks Rycca membalikkan tubuhnya.

"Pulang bareng gue," pinta Kafin memelas dengan puppy eyesnya.

"Nggak!" tolak Rycca dingin.

"Harus pulang bareng gue!" paksa Kafin.

"Nggak! Kok lo maksa sih!"

"Kalo lo mau, gue nggak akan maksa gini."

"Tapi gue nggak mau!" pekik Rycca penuh penekanan. Kafin menghembuskan napasnya pelan.

"Yaudah, gue tunggu lo di rumah." Kafin tersenyum sekilas, lalu ia langsung meninggalkan Rycca di sana. Rycca menghela berat. Pria nggak waras! Rycca berjalan menuju parkiran, di sana sudah ada Ricco dan yang lainnya sudah menunggu.

"Hidung lo nggak papa Ryc?" tanya Ricco khawatir. Rycca menggeleng.

"Nggak papa."

Ricco menganggukan kepalanya singkat dan langsung menancap gas mobilnya.

****

"Thanks guys!"

"Yoi!"

"See you besok princess galak!"

"Akmal kampret!"

Mobil jeep itu langsung meningalkan Rycca di depan rumahnya. Gadis itu masih menatap sampai mobil Ricco menghilang. Rycca menghela napas pelan. Sesekali ia memegangi plaster di hidungnya.

"Emang pesek apa?" gumamnya pelan. Ia langsung melanjutkan langkahnya.

"Iya, pesek dikit." Rycca membeku di tempat saat melihat Kafin yang sudah berada di teras rumahnya.

"Lo ngapain disini?"

"Kan udah gue bilang tadi, gue tunggu lo di rumah," jawab kafin, pria itu sudah menunggunya beberapa menit yang lalu.

"Mending lo pergi deh!" usir Rycca terang-terangan. Kafin menatap lemas gadis itu.

"Baru juga nyampe Ryc. Suruh masuk kek, terus duduk, terus dikasih minum," bujuk Kafin dengan senyum tengilnya. "Dikasih sayang juga boleh," lanjutnya menggoda. Rycca mendengus kesal.

"Nggak, pergi!" pekik Rycca dengan menahan Kafin yang masih mencoba menerobos masuk.

"Apaan sih Ryc? gue mau ketemu sama nyokap lo," ucap Kafin mencari alasan.

Lihat selengkapnya