Sedetik kamu tersenyum, itu sudah mampu membuatku jatuh cinta.
*****
Kafin berjalan menuju kantin, meninggalkan Rycca dengan dunianya. Membiarkan orang yang disukai bahagia adalah suatu keharusan, bagi Kafin kebahagiaan Rycca itu yang paling utama.
Kafin menghampiri lima siswa yang tengah duduk di pojok tempat khusus mereka. Kafin duduk dengan wajah yang lesuh.
"Ngapa lo Fin? Kayak habis dibegal aja tuh muka," tanya Akmal dengan menepuk pundak Kafin. Kafin menggeleng dan menghela berat, kemudian beranjak untuk memesan makanan dan minuman lalu kembali ke tempatnya.
"Rycca mana?" tanya Ricco, membuat Kafin mengernyit. Dan sedetik kemudian ia menggedikkan bahunya. Ricco menatap Kafin sinis, Kafin juga tak kalah sinis membalas tatapan Ricco.
"Wei, udah kayak kucing mau kawin aja lo berdua, main tatap-tatapan manja!" gerutu Akmal, membuat Ricco dan Kafin meliriknya kesal. Akmal langsung menciut dan langsung meneguk minuman di depannya.
"Mal," panggil Angga pelan.
"Hm?"
"Itu es jeruk gue!" Akmal tak peduli bahwa yang sedang ia minum adalah milik Angga. Yang terpenting, dapat menghindar dari tatapan dua pria kejam di hadapannya. "Mal, stop!" pinta Angga, namun masih tak didengarkan. "Itu udah gue campur sama kecap Mal!" jelas Angga membuat Akmal langsung melihat es yang sedang ia minum. Benar saja, yang seharusnya es jeruk warna oranye kini menjadi kehitaman karena adanya kecap di dalamnya. Akmal mual seketika sambil menjauhkan gelas berisi es jeruk kecap itu.
"Kenapa lo campur pake kecap?!" pekik Akmal yang masih mencoba memuntahkan air itu. Angga menggedikkan bahunya.
"Ya, es jeruknya asem banget, yaudah gue kasih kecap manis aja biar nggak asem lagi!" jelas Angga membuat semua meledakkan tawanya. Ada-ada saja tingkahnya.
"Nggak sekalian lo kasih sarang tawon!" protes Akmal dengan kobaran mata tajam.
"Good idea!" balas Angga santai. Jangan heran, Akmal selalu jadi bahan tertawaan. Pria itu memang sumber kebahagiaan bagi yang lainnya karena tingkah konyolnya.
Dari pintu kantin terlihat seorang gadis menghampiri Kafin dan yang lainnya. Rycca tersenyum merekah, pakainnya juga bisa terbilang rapi.
"Ryc... Rycca sini duduk," panggil Ferdinan, membuat semua menatap ke arah Rycca. Gadis itu mempercepat langkahnya dan langsung duduk di samping Kafin.
"Gimana, sukses?" tanya Kafin tampah menolehkan pandangannya ke arah Rycca. Gadis itu tampak tersenyum bahagia, dan Kafin sudah pasti tahu jawabannya.
"Dia nerima kado dari gue, katanya dia pasti suka," jawab Rycca semangat. Kafin menghela pelan dan memaksakan senyumnya.
"Bagus deh," respons Kafin seadanya. Rycca melihat kilatan tak suka yang Kafin pancarkan. Tapi gadis utu memilih untuk tak peduli.
Semua tampak hening, hanya ada suara obrolan-obrolan ringan dari makhluk yang ada di kantin. Seorang gadis berbadan tinggi, dengan kulit putih, dan rambut panjang yang di cat warna blue black diikuti dengan kedua gadis disamping kanan kirinya yang juga berdandan ala bad girl. Siapa lagi kalau bukan Asylah dan dua sahabatnya, atau lebih tepat anak buah Asylah. Mereka bertiga berjalan dengan dagu yang diangkat ke atas, angkuh. Gadis itu tampak menghampiri Kafin.
"Lo, Kafin ya? Anak baru itu?" tanya Asylah, Kafin menatapnya malas. Dia sangat tahu Asylah itu siapa, musuh bebuyutan Rycca.
"Hm," jawabnya dingin.
"Sombong amat!" ketus gadis di belakang Asylah. Kafin hanya menggedikkan bahunya dan terus menyeruput es tehnya. Asylah duduk di samping Kafin, membuat Rycca melirik sinis ke arahnya.
"Kenapa lo? Nggak suka gue deket-deket sama Kafin?" protes Asylah sinis. Rycca meliriknya tajam.