Tiga gadis tengah berjalan bersama melewati koridor sekolah menuju ke kantin. Rycca, Annisa, dan Arini. Seiring waktu berlalu, mereka terlihat semakin dekat. Ketiganya kini saling membaur, tapi tetap, Rycca hanya menganggap satu-satunya sahabatnya adalah Arini. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Bagaimana tidak? Tiga gadis primadonanya Wijaya itu tampak bersatu. Rycca primadona? Dapat diakui bahwa gadis itu memiliki paras yang sangat cantik. Namun siapa sangka sifatnya itu menghilangkan aura kecantikannya menjadi terlihat horor. Pasalnya ada beberapa teman lelaki yang pernah mengungkapkan perasaannya, namun yang mereka dapat malah luka lebam dan babak belur dihajarnya. Sesusah itukah mencintai seorang Pyralis?
Kini mereka bertiga duduk di meja kantin, tempat khusus mereka. Sudah ada Kafin, Akmal, Angga, Ferdinan, Rian, dan Ricco. Mereka mulai memesan makanan mereka masing-masing. Ketika pesanan sudah datang, mereka tertegun melihat porsi makan Akmal.
"Mal, perut lo terbuat dari apa sih?" cerca Angga heran.
"Perut gue ini hebat dan elastis. Terbuat dari ban karet yang diambil di tambal ban Pak Omas," jawab Akmal asal dengan makanan yang penuh dimulutnya. Semua hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah makhluk ajaib yang ada di tengah-tengah mereka. Pasalnya, Akmal itu makannya banyak, tapi badannya tetap saja cungkring.
Kafin yang duduk di samping Rycca mulai mendekat dan berbisik k earah telinga gadis itu.
"Ryc, nanti kalo kita pacaran backstreet aja ya," bisik Kafin, Rycca menatap heran. "Soalnya kalo Akmal minta pajak jadian, pasti kita bakalan bangkrut!" lanjutnya dramatis, Rycca hanya menahan tawanya untuk tidak meledak.
"Plis deh Abang Kafin, Mas Akmal denger loh," cibir Akmal, Kafin hanya menunjukkan raut wajah yang aneh dan sulit untuk ditebak. Rycca mulai tak bisa menahan tawanya.
"Lo denger apaan, Mal?" tanya Angga yang penasaran.
"Kafin sama Rycca mau backstreet, soalnya takut dimintain PJ!" pekiknya terdengar di seluruh penjuru kantin. Oke! Rycca benar-benar malu sekarang. Pasang muka tembok aja, Ryc! Muka beton juga boleh!
"Bukannya gak mau Mal, porsi makan lo yang segitu bikin kantong gue kering!" jawab Kafin mencari pembelaan atas dirinya.
"Fix! Akmal gak usah dikasih PJ!" pekik semuanya membuat Akmal kalah telak. Pria itu hanya pasrah sambil memakan makanannya. Ya sudahlah, ia bisa menghutang sama Bang Jhon nanti.
Setelah makan dan selesai, mereka berbincang-bincang ringan.
"Ntar jadi?" tanya Ricco membuka suara.
"Jadilah!" seru mereka, kecuali Arini dan Nisa. Arini memegang pergelangan tangan Rycca, menatap gadis itu tajam.
"Mending lo berhenti deh, Ryc," ucap Arini khawatir. Rycca memegang tangan gadis itu dan tersenyum kepadanya.
"Rin, makasih atas kekhawatiran lo. Dan lo taukan, gue butuh banget ini," jawab Rycca tegas, Arini hanya menghela pasrah.
"Terserahlah," gumamnya. Percakapan mereka membuat Nisa mengerutkan keningnya, hal apa yang sedang mereka bahas?
"Kalian bahas apa sih?" tanya Nisa hati-hati, Arini melirik kearah Nisa.
"Biasa, Rycca mau tawuran," jelasnya enteng. Nisa langsung membelalak sempurna.
"Hah?!" kagetnya sembari menatap Rycca.
"Gak usah kaget, Rycca mah gitu, paras cantik, hati wanita, tapi jiwanya laki!" jawab Ferdinan dramatis membuat semua yang berada di sana menjadi terkekeh geli mendengar perkataan Ferdinan.
"Sekarang gue tawuran bareng calon doi, tapi suatu saat nanti akan gue pastikan tawurannya bareng doi," terang Kafin lugas. Semua menatap ke arah pria itu, aneh. Membuat ia tersenyum canggung.
"Kayak Rycca mau sama lo aja!" tukas Ricco tajam.
"Kasihan, udah ditolak mentah-mentah, masih aja ngejar! Belum aja ditolak matang-matang!"
"Oh kasihan, oh kasihan, aduh kasihan," ucap Akmal dengan nada bernyanyi.
"Cinta ditolak emang gak enak!"
"Apalagi cinta bertepuk sebelah kaki!"
"STOP!" pekik Kafin lantang membuat semua berhenti mengejeknya. "Yang namanya pria sejati itu gak takut sama penolakan. Karena dia hanya takut dengan yang namanya kehilangan dan kepergian," ucap Kafin sok puitis, tapi hal itu berhasil membuat pipi Rycca memanas. Kafin memandang lekat gadis di sampingnya. "Rycca tolak gue seribu kali. Seribu satu kali gue akan tetep tanya, Ryc, lo mau gak jadi pendamping hidup gue?" lanjut Kafin membuat gadis yang sedang minum jus jambu itu tersedak. Sialan! Kafin benar-benar membuatnya salah tingkah di depan semua khalayak.
Kafin langsung mengambil tisu, dan mengelap jus jambu yang berantakan di area bibir Rycca. Gadis itu menahan malunya saat yang lainnya berteriak histeris. Yang paling kencang, bisa kalian tebak bukan?