Sudah hampir satu bulan lebih lamanya Rycca menjadi kekasih si bad boy sinting berparas tampan. Gadis itu menyukai hubungan ini. Meskipun awalnya ia tak yakin bisa bersatu dengan pria itu, namun siapa yang bisa melawan takdir? Kafin benar, takdir memang benar-benar berjuang untuk mempersatukannya.
Semenjak bersama Kafin, hari-hari semakin indah. Pria itu tahu bagaimana cara membahagiakannya. Luka-luka di masa lalunya pun lebur menjadi tawa karena ajaibnya seorang Kafin Nata Danadyaksa. Pria itu sangat berpengaruh besar terhadap hidup Rycca. Hidup yang dulunya gelap sebelum pria itu datang dan bersedia menjadi lampu, matahari, bulan, dan bintang untuk memberi sinar dalam hidupnya. Rycca merasa kembali hidup.
Siapa sangka, hadirnya Kafin membuat banyak perubahan dalam hidupnya. Ia yang dulunya dingin, kini mulai bersosialisasi. Ia yang dulunya malas mengecek ponsel, kini ia mulai kecanduan dengan benda pipih persegi panjang itu, karena menunggu pesan dari kekasihnya. Ia yang dulu malas belajar, kini ia suka belajar, tentunya dengan Kafin. Pria itu selalu setia mengajarinya dari nol. Rycca merasa otaknya lebih berisi dan gak bodoh-bodoh banget. Bukannya Rycca sangat beruntung?
Jam istirahat sudah mulai dari beberapa menit yang lalu. Rycca sudah stand by di kantin dengan teman-temannya yang lain. Kecuali satu yang tak ada di sana, yaitu sang kekasihnya. Pria itu berpamit untuk ke toilet sebentar. Wajah-wajah bahagia tampak terlihat. Semua sama-sama saling membaur dengan diisi tawa. Rycca, tawa itu yang belum ia tampakkan selama ia bersekolah. Semua sahabat-sahabat Rycca sungguh kagum dengan Kafin. Pria itu benar-benar bisa menghilangkan segala sisi buruk gadis itu. Terlihat dari kejauhan, pria berparas tampan itu tampak berjalan menuju ke arah tempat Rycca. Pria itu tersenyum simpul ke arah gadis berparas cantik itu. Kafin dengan cepat mengambil duduk di samping Rycca.
"Nungguin gue ya?" Kafin sungguh pwrcaya diri. Rycca langsung mengernyit.
"Pengen banget gue tungguin," balas Rycca sengit. Kafin hanya memanggut patuh. Tak mau memperpanjang masalah. Kafin sengaja meminum jus jambu milik Rycca. Sedangkan gadis itu meronta ingin mengambil jus jambu itu di tangan Kafin. Pria itu benar-benar meneguk habis jus jambu milik Rycca, membuat gadis itu berdecak kesal.
"Nih," ujar Kafin sembari memberi jus jambu yang tak tersisa itu. Rycca membuang muka dari pandangan Kafin. Gadis itu sungguh kesal. "Jangan ngambek dong!" pinta Kafin dengan mencubit gemas pipi gadisnya. Rycca hanya diam, tak ingin menggubris pria di sampingnya itu. Sementara Kafin, terus membujuk gadisnya yang tengah merajuk.
"Mampus lo, Fin! Nggak akan dapet jatah lagi dari Rycca!" celetuk Akmal, dengan cepat Kafin meliriknya tajam.
"Jomlo diam!" sahut Kafin menghunus. Pria itu kembali membujuk Rycca agar tak marah.
"Tau lo Akmaludin, ikut-ikut aja! Cari pacar sono biar otak lo lebih beneran dikit!" timpal Angga, semua mentertawakan Akmal. Kenapa selalu Akmal ya Allah? Padahal Akmal rajin ngaji!
"Truk aja gandengan Mal, masak lo enggak?" lanjut Arini, semua di sana menyoraki Akmal. Pria itu hanya bisa diam menerima bullyan. Tapi bukan Akmal namanya jika tidak bisa membela rakyat jomlo!
"Iya, truk aja gandengan masa gue enggak. Tapi selalu lo inget, bahwasanya truk yang gandengan itu yang rawan kecelakaan," balas Akmal dengan wajah angkuhnya. Semua bertepuk tangan untuk kata-kata Akmal yang aduhai. Termasuk para jomlo yang tengah membaca cerita ini.
"THE BEST KAU AKMALUDIN HASYIM!"
Kini semua kembali melanjutkan aktivitas memakannya. Rycca sudah tidak kesal dengan Kafin, karena pria itu sudah mengganti jus jambunya. Diganti tiga kali lipat dari sebelumnya.
Dari kejauhan, terlihat tiga gadis yang berdandan ala bad girl. Dengan dagu diangkat begitu angkuhnya, rambut yang di cat warna-warni bak ayam rainbow, dan pakaian yang begitu ketat dan pendek. Siapa lagi kalau bukan Asylah dan dua budaknya. Ketiga gadis itu tampak berjalan menuju gerombolan Rycca. Rycca sudah menatap wajah gadis itu sinis, masalah akan datang!
Tanpa aba-aba, gadis itu langsung memeluk Kafin dari belakang membuat pria itu kaget terpelonjat hingga refleks menepis kasar pemilik tangan jenjang itu, Asylah.
"Hai," sapa gadis itu lembut. Kafin hanya menatapnya datar, tak ada ketertarikan sama sekali pada gadis di belakangnya. "Sombong amat! Untung ganteng," sindirnya. Kafin hanya tersenyum remeh. Siapa yang bisa menolak pesonanya?
Asylah menatap sinis ke arah gadis yang duduk di samping Kafin dengan menyeruput jus jambu miliknya. Pandangan mereka bertemu, api kebencian sudah tersorot di kedua bola mata mereka.
"Gak usah lihat-lihat gitu, lo jelek," cerca Rycca dengan pedas. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya dengan angkuh. Asylah tertawa bak orang gila. Gadis itu mendekat kearah telinga Kafin.
"Lo serius mau pacaran sama cewek kayak dia?" bisik Asylah. Kafin jadi bergidik ngeri. "Bilang ke gue, kalo lo pacaran sama Rycca hanya rumor belaka," lanjut gadis itu. Kafin tersenyum kecil namun begitu sinis.
"Gue serius pacaran sama Rycca. Masalah buat lo?" balas Kafin sinis. Kini semua tatapan mata tertuju ke arah gerombolan yang tengah berdebat panas. Kafin berdiri tegap.
"WOI SEMUA! LO TAU KAN GUE PACARNYA SIAPA?" tanya Kafin dengan nada lantang.
"TAU!" jawab semua makhluk yang ada di kantin.
"BISA LO SEBUTKAN SIAPA NAMANYA?"
"RYCCA GWEN PYRALIS," pekik semuanya lantang. Semuanya tahu, karena beberapa bulan yang lalu Kafin dan Rycca resmi menjadi sepasang kekasih di kantin dengan Akmaludin yang menjadi penghulunya.
"See?" ucap Kafin didepan muka Asylah. Gadis itu tampak berdecak kesal. "Bang Jhon aja tau, kalo pacar gue itu Rycca!" lanjut Kafin dengan menekankan setiap perkataannya. "Dan lo, jangan pernah mengusik ketenangan gue, Rycca, dan semuanya!"
"Dan---"
Plakk!
Pipi Kafin terasa panas saat dengan entengnya gadis itu menamparnya keras. Pipi yang semulanya putih menjadi kemerahan karena ulah Asylah. Semua tampak tertegun, tapi hanya satu sosok gadis yang begitu tenang. Rycca. Pacar lo ditampar dan lo hanya diam? Hell!
"Mulut cerewet banget!" balas Asylah. Kafin hanya bisa mengelus-elus pipinya yang terasa panas. Kalau bukan karena Asylah adalah seorang perempuan. Kafin tak akan diam seperti ini. Cukup kejadian Bu Estanti yang hampir dibunuhnya. Ia tak mau lagi menyakiti perempuan.
Mata Asylah tertuju pada gadis yang masih sibuk dengan jus jambu miliknya. Tak ada raut panik, atau apapun. Pandangannya tenang namun begitu menusuk. Asylah langsung menarik kerah baju Rycca, membuat gadis itu terangkat. Rycca langsung menepis kasar tangan Asylah dengan memberi tatapan elang miliknya.
"Kalo lo ada urusan sama Kafin, selesain sama dia! Jangan bawa-bawa gue!" sentak Rycca tak terima. Asylah tampak menahan kekehannya padahal tidak ada yang lucu. Tawa meremehkannya menggelegar di seantero kantin sekolah.
"Sebenarnya, gua nggak ada urusan sama Kafin," ujar Asylah dengan membenarkan kerah seragam Rycca. "Gue urusannya tuh sama lo!" Lanjutnya dengan masih merapikan baju Rycca yang terlihat kusut karena ulahnya tadi. "Gue nggak suka lihat lo jadian sama Kafin! Mata tuh cowok kayaknya rabun, iya gak guys?" ujarnya dengan bertanya pada dua anak buahnya itu. Kedua gadis itu hanya mengangguk dengan senyum yang meremehkan. Rycca hanya memalingkan wajahnya. Sedangkan Asylah menuntun dagu Rycca untuk menatapnya.
"Udah Syl! Gue capek berurusan sama lo!" jengah Rycca. Entahlah, semenjak gadis itu menjadi kekasih Kafin. Hidupnya tak ingin lagi mencari gara-gara atau keributan. Ia ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi.