Satu hal yang kuingat saat bertemu dirimu. Kamu, aku, dan kenangan. Yang lalu, tak bisa lagi kuputar. Yang pergi, tak bisa kupinta kembali.
*****
Rycca duduk di sebuah restoran ternama di ibu kota. Siang hari yang membuat tenggorokannya kering dan butuh asupan air. Rycca menatap pria paruh baya yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.
"Pa," panggil Rycca namun tak digubris sama sekali. Rycca mendesah pelan. Papanya tampak berbicara serius pada seseorang yang ada di seberang telpon sana. Nada yang penuh penekanan dan menggunakan bahasa yang tak bisa sama sekali Rycca mengerti.
"Paa."
"..."
"PAPA," panggil Rycca lagi.
"..."
"PAPA PYR! RYCCA LAPAR DAN HAUS!" teriaknya membuat ocehan Mr Pyr berhenti. Kini mereka berdua menjadi pusat perhatian seantero restoran mahal ini.
"Iya sayang, kamu bisa pesan apapun yang kamu mau," jawab Mr Pyr lembut. Rycca mencebikkan bibirnya dan membalikkan menu yang ada di tangannya, lalu menunjukkannya kepada pria itu.
"Rycca nggak ngerti sama buku menunya Pa," keluh Rycca. Pasalnya, semua gambar menu makannya terlihat menggoda selera Rycca, tapi gadis itu tak mengerti dengan nama-namanya karena tidak menggunakan bahasa indonesia. Memang terkadang Rycca senorak itu.
"Lihat aja gambarnya yang kelihatan enak," ujar pria berpakaian jas itu datar. Rycca mencebikkan bibirnya ke depan. Kesal, ingin protes tapi tak bisa.
Selang beberapa menit, Mr Pyr menutup telponnya dengan raut wajah yang tampak lesuh. Kini pria paruh baya itu kembali menatap gadis yang diam dengan tatapan kosong di hadapannya.
"Maafin Papa ya Ryc," ungkapnya pelan. "Papa akhir-akhir ini sibuk banget," lanjutnya dengan mengelus lembut pipi putih Rycca. Gadis itu tersenyum dan mengangguk, mencoba mengerti.
"Iya Pa. Lagian Papa kerja juga buat Rycca," balas Rycca pengertian. Mr Pyr tersenyum hangat ke.arah putrinya itu.
"Ya udah, kamu mau pesan apa sayang?" tanya Mr Pyr mengalihkan pembicaraan. Rycca tersenyum lebar.
"Terserah Pa, tapi minumannya harus yang seger-seger!" serunya semangat. Pria paruh baya itu memberikan dua jempolnya kearah Rycca. Setelah itu Mr Pyr langsung memanggil pelayan dan memesan makanan.
"Pa," panggil Rycca.
"Iya sayang?" sahut Mr Pyr dengan santainya.
"Tadi pas di sekolah, Rycca lihat papa ngobrol sama Kafin," ujarnya. "Papa ngobrolin apa? kayaknya serius banget," lanjut Rycca dengan nada mengintrogasi. Mr Pyr menatap lekat gadis itu.
"Kepo," jawabnya dengan nada mengejek. Rycca berdecak kesal! papanya ini terbuat dari apa sih? kadang dia bijak, kadang lembut, kadang dingin banget kayak sikap dia, dan kadang juga nyebelin. Seperti saat ini.
"Serius Pa! Ishh," kesal Rycca.
"Kamu ga bisa move on ya?" ejek Mr Pyr dengan menaik turunkan alisnya. Gadis itu mengelak.
"Enggak! rycca bisa kok!" bantahnya. Mr Pyr mengernyit tak percaya. "Beneran Pa," lanjut Rycca mencoba meyakinkan Mr Pyr. Pria itu hanya manggut-manggut saja, pura-pura percaya. Padahal pria paruh baya itu tahu bahwa Rycca belum sepenuhnya bisa merelakan Kafin.
"Rycca, lusa Papa ada acara pesta ulang tahun kantor di Kanada. Kamu mau ikut?" tawar Mr Pyr disela-sela menunggu makanan tiba. "Papa tahu kamu kurang piknik, nanti papa ajak kamu jalan-jalan di sana," lanjut pria paruh baya itu semangat. Rycca masih berpikir keras, antara ikut atau tidak.
"Tante Arinda ikut?"
"Tentu saja. Diakan bagian dari kantor Papa juga," jawab Mr Pyr membuat Rycca mengernyit.
"Maksud Papa, Tante Arinda kerja sama Papa gitu?"
"Kamu baru tahu? dari dulu kemana aja?! Tante Arinda yang mengurusi cabang kantor Papa di Indonesia."