The Bad Couple

Relia Rahmadhanti
Chapter #47

46. Kanada Menyebalkan!

Ajari aku caranya bersikap biasa saja setelah perpisahan hebat kita. Ajari aku caranya untuk turut bahagia saat aku melihatmu bersanding dengannya. Dan ajari aku caranya mengikhlaskan tanpa harus membenci keberadaanmu. 

*****

"Itu Nadira, mantannya Kafin." Rycca menatap Bivangga. Entah apa arti tatapan itu, Bivangga tidak tahu. " Gue hanya memberitahu, gue tau lo kepo sama tuh cewek," lanjutnya. Rycca menghela berat. Gadis itu memijit pelan pelipisnya, memejamkan erat matanya. Dalam hati ia merapalkan doa, semoga saja Kafin tidak mengetahui keberadaannya. Dan sial! Baru saja ia berdoa seperti itu. Kafin malah berjalan ke arahnya. Rycca menundukkan pandangannya. Oke, siap tidak siap, ia memang di takdirkan untuk bertemu Kafin. 

Pria berstelan jas berwarna navy dengan kemeja putih di dalamnya ditambah dengan dasi kupu-kupu berwarna senada dengan jasnya itu berjalan mendekati sofa yang di duduki Rycca dan Bivangga. Kafin, ia tak sendiri, melainkan bersama Nadira yang notebenenya adalah mantan kekasihnya.

"Hai Biv," sapa Kafin. Oh, seriously? Hanya Bivangga yang ia sapa. Rycca merasa ia tak dianggap keberadaannya. Ia berdecak kesal dalam hatinya.

"Hai Fin, Hai Nad," balas Bivangga seadanya. Gadis di samping Kafin tersenyum lebar. Sok manis! batin Rycca. 

Rycca merasa keberadaannya tak dianggap. Ia memilih untuk pergi saja, toh untuk apa dia di sini?

"Mau kemana lo?" langkah Rycca terhenti saat mendengar pertanyaan dari seseorang yang tak ingin ia dengar suaranya. Iya, itu Kafin.

"Bukan urusan lo!" ketus Rycca. Gadis itu langsung beranjak begitu saja. Sedangkan Kafin menggedikkan bahunya acuh. Ia duduk bergabung dengan Bivangga. 

"Kaco lo, Bro. Itu si Rycca pasti kesel banget sama lo," tegur Bivangga. Kafin menyeringai kecil.

"Emang itu yang gue mau Biv," jawab Kafin. 

"Biar dia tambah benci sama lo. Dan ngejauh dari kehidupan lo, gitu maksudnya?" tebak Bivangga. Kafin menggeleng dengan senyum penuh arti.

"Gue mau dia cemburu." 

Kafin masih menatap punggung gadis yang mengenakan dress hitam itu. Kafin benar-benar tak menyangka bahwa Rycca sangat cantik malam ini. Memang ya, kalo sudah jadi mantan pasti kadar cakepnya bertambah. Kafin melihat Rycca yang duduk di satu meja sendirian. Kasihan, cantik tapi jomlo. 

Tatapann mereka bertemu saat Kafin meneguk minuman berwarna merah itu. Kafin tersenyum ke arah Rycca, sedangkan gadis itu menatapnya tajam. Kafin terkekeh pelan, ingat sekali saat ia dulu memperjuangkan Rycca. Kafin yang selalu memberikan senyum terindahnya, dan Rycca yang selalu membalasnya dengan tatapan tajamnya. Rasanya Kafin ingin memperjuangkannya lagi. 

Rycca kembali menatap Kafin. Entah kenapa matanya tak bisa berhenti untuk menatapnya. Dan sial! Kafin malah merangkul gadis di sampingnya. Rycca merasa ada yang menguap-uap di kepalanya. Cemburu? Sekali lagi, ia tak berhak untuk itu. Rycca meneguk kasar minuman yang ada di hadapannya. Melampiaskan rasa cemburunya. Lucu sekali, cemburu kepada orang yang tidak pantas, seperti mantan. 

"Hey," sapa seorang cowok bertubuh jangkung. 

"Hai," balas Rycca seadanya.

"May I sit here?"

"Silahkan," jawab Rycca. "Uhm, I mean, sure," ralatnya kemudian. Pria itu tersenyum kearah Rycca.

"Terima kasih." Rycca menatap ke arah pria itu dengan tatapan tak percaya.

"Orang Indo?" tanyanya antusias.

"Yeah, dulu kecil di Indo," jawabnya. Rycca bersorak bahagia dalam hatinya. Syukurlah dia bisa menemukan teman, orang Indo lagi. Pasalnya Rycca tak terlalu fasih dalam berbahasa Inggris. Apa lagi bahasa Kanada! Hampir setiap orang disini berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Dan itu membuat kuping Rycca pengang. 

Lihat selengkapnya