Cowok, spesies yang suka bikin cewek cemburu. Tapi gak suka kalau dibuat cemburu.
*****
Pagi yang cerah, namun terasa mendung bagi gadis dengan seragam sekolah super berantakan dengan earphone yang menyumpal satu telinganya.
Brakk!!!
Rycca memukul meja makan yang ada di hadapannya. Membuat orang di sekitarnya beristighfar.
"Pokoknya Rycca nggak mau ada bodyguard!" protesnya berulang kali. Namun Mr Pyr tak kunjung mengindahkan permintaannya.
"Pokoknya Papa mau terus ada bodyguard buat jagain kamu!"
Rycca memutar bola matanya malas. Ia tak tahan terus berdebat dengan papanya.
"Tante bilangin Papa dong," pinta Rycca kepada wanita paruh baya yang sibuk dengan kegiatan sarapannya. Arinda menatap Rycca.
"Udah, kamu ikuti aja kemauan Papa kamu. Itu pasti yang terbaik." Rycca mendesah berat saat tantenya tak berpihak padanya. Sedangkan Mr Pyr menampakkan senyum kemenangannya.
"Sudah kamu berangkat, nanti telat," suruh Mr Pyr lembut. Rycca tak menggubrisnya. Ia sedari tadi melihat ke arah luar. Seperti sedang menunggu sesuatu.
Kok Kafin belum jemput ya? Rycca membatin. Sedetik kemudian ia langsung menepis kasar pikirannya. Stop berharap! Apalagi sama mantan, gak baik untuk kesehatan.
"Kenapa? Nungguin mantan jemput ya?" tanya Mr Pyr dengan nada menjengkelkan. Rycca menatap tajam papanya. "Gak baik berharap sama yang sudah pergi. Merusak kesehatan jasmani dan rohani," lanjutnya dengan nada penuh penekanan. Bapak siapa sih ini nyebelin banget?! Gayanya aja sok dingin kalo di depan orang lain.
Rycca langsung menyalami tante dan bapak tercintanya. Tak lupa Rycca mencium pipi Arinda sebagai kebiasaan paginya.
"Rycca berangkat, assalamualaikum!" ucapnya dengan nada kesal.
"Lho Rycca, Papa nggak dapat morning kiss nih?" tanya Mr Pyr. Tapi gadis itu tetap saja berlalu.
"Enggak! Papa nyebelin! Minta aja sama Pak Kumis!" jawab Rycca kesal.
"Ndak mau! Nanti kumisnya rontok kemana-mana!" balas Mr Pyr dengan jenakanya. Rycca hanya menggedikkan bahunya. Itu terlalu renyah!
****
"Good Morning ma ex!"
Langkah Rycca berhenti di koridor kelas saat pria dengan luka lebam di wajahnya datang secara tiba-tiba di hadapannya.
"Lo kenapa?" tanya Rycca khawatir. Kafin tersenyum manis ke arahnya.
"Khawatir sama gue?" Bukannya menjawab, Kafin malah balik bertanya. Rycca menatap tajam pria dihadapannya, lalu menoyol pipi Kafin.
"Haram hukumnya khawatir sama mantan!" ucapnya ketus dengan penuh penekanan. Kasihan Kafin, habis digebukin sama bodyguardnya sekarang ditoyol sama yang punya.
"Ehh Annisa. Pagi manis," sapa Kafin saat melihat gadis berambut panjang lewat di hadapannya. Hal itu membuat langkah Rycca terhenti.
Annisa menghentikan langkahnya. Tersenyum ke arah Kafin, sangat manis. Terpampang jelas lesung pipinya, yang membuat siapapun akan terpesona dengan senyum manis milik Annisa.
"Pagi juga," jawab gadis itu ramah.
"Eh, ke kantin bareng yuk," ajak Kafin. Annisa mengernyit. Sedangkan Rycca memanas di tempatnya.
"Fin, are you okey? Ini masih pagi loh. Masa kamu mau ngajak ke kantin?"
"Yah, siapa tau kamu belum sempat breakfast." Kafin sesekali menatap Rycca, gadis itu tampak panas.
"Aku udah sarapan kok."
"Oh ya udah. Nanti istirahat pertama, ke kantin bareng ya," pinta Kafin dengan sengaja menekankan setiap ucapannya. Berharap Rycca mendengar, dan cemburu.
"Oke." Annisa langsung beranjak ke kelasnya. Kafin melambaikan tangannya.
"See you, manis."
Kafin berjalan menghampiri Rycca. Posisi gadis itu masih membelakanginya.
"Cemburu gak lo?" tanya Kafin dengan nada yang sangat menyebalkan. Rycca ingin sekali mencabik-cabik pria tampan nan sinting itu.
"Sengaja?"
"Tentu."
Bugh!
"Strawberry mangga peru, sorry ngga ngaruh!" tukas Rycca dengan nada penuh penekanan. "Haram hukumnya cemburu sama makhluk setan!"
Kafin memegangi perutnya yang terasa sakit karena hantaman Rycca. Kenapa bisa ia sangat cinta pada gadis bar-bar seperti Rycca?!
Kafin menegakkan kembali tubuhnya. Menatap punggung Rycca yang kian menjauh.
"Ganteng gini dibilang makhluk setan?" gumam Kafin yang entah dilayangkan untuk siapa. "Siapa sih yang bilang semua haram hukumnya yang bersangkutan sama mantan?! Rycca doang emang!"
****
Suara riuh kantin terdengar jelas. Bahkan memekikkan telinga para penghuni, terutama para penjual kantin. Siswa yang tak sabaran, dan suka berteriak-teriak saat memesan makanan. Akmal.
"Bang Jhon, Bang Jhon Akmal mau beli somay! Mbak Tina, Akmal pesan jus mangga ekstra es batu biar kayak es krim. Mang Jul, Akmal beli basreng sama otak-otak dicampur ya!"
"Buset Mal, itu perut apa buntalan kain!" cibir Ferdinan pedas. Sontak Akmal meliriknya sinis.