The Bad Couple

Relia Rahmadhanti
Chapter #63

62. Kencan

Aku akan jadi kekasih terhebat. Dan kamu akan jadi seorang terberuntung. Tentunya karena memilikiku.

*****

"Balikan, boleh?"

Rycca berujar pelan, namun dapat terdengar oleh pria disebelahnya. Kafin dapat melihat jelas semburat merah di kedua pipinya. Pria itu kembali mengerjapkan matanya, mencoba memastikan bahwa ia tak salah dengar.

"Apa? Gue gak dengar," tanya Kafin memastikan. Gadis itu berdecak kesal.

"Gak ada pengulangan!" jawabnya final.

"Kan gue gak dengar Ryc."

"Tapi lo ngertikan maksud gue?" tanya Rycca. "Lo gak usah jatuhin harga diri gue deh. Ogah gue suruh ulang!" lanjutnya penuh penekanan.

Kafin menghela napas pasrah. Gagal sudah niatnya. Pria itu nyengir tak berdosa.

"Ya udah iya. Yang penting balikan," ucapnya semangat. Sedangkan Rycca mendengus kesal. "Kemarin-kemarin gue yang ngajak balikan sampai seribu kali lo tolak. Sekarang lo ajak gue balikan satu kali, gue langsung terima. Baik kan gue jadi manusia?!"

Rycca memutar bola matanya malas. Ingin mendorong kuat pria disampingnya ini agar segera hilang dari sekitarnya.

"Ck! Terpaksa gue. Lagian itu lo yang nyuruh."

"Terus kenapa lo mau? Mana Rycca yang dulu selalu nolak permintaan orang?" tanya Kafin dengan nada meledek. "Udah bilang aja. Nggak usah sok terpaksa, padahal suka."

Rycca berdecak kesal. Kemudian lenganya menyikut keras perut Kafin hingga membuat pria itu meringis kesakitan. "Baru balikan, udah di KDRT lagi!" cibirnya membuat Rycca terkekeh pelan.

"Salah siapa lo mau pacaran sama gue," balas gadis itu dengan mengangkat dagunya angkuh.

"Gak ngerti, pokoknya gue sayang lo."

Pernyataan Kafin mampu membuat pipi Rycca merona. Detak jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari batas normal. Ia memalingkan wajahnya, sebisa mungkin menyembunyikannya dari si brengsek Kafin. Gombalannya selalu saja mampu memporak porandakan perasaan Rycca.

Kafin menatap jam berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 10:45 siang. Pasti pelajaran sudah dimulai. Kafin tersenyum, senyum yang sulit diartikan. Sepertinya otak Kafin sudah mulai menuaikan ide cemerlang.

"Ryc," panggil Kafin. Gadis itu hanya menatapnya. "Lo gak ada niat buat masuk kelas?" tanya Kafin hati-hati. Gadis itu menghela napas panjang, mencebikkan bibirnya ke depan beberapa centi.

"Malesss, lo gak liat seragam gue banyak noda kecap!" jawabnya panjang. Kafin tersenyum penuh arti. "Ngapain lo senyum-senyum gitu?" tanya Rycca sewot.

"Lo nggak sedang memikirkan apa yang lagi gue pikirkan?" Rycca mengernyit, tak mengerti maksud dari pria itu. Kafin berdecak pelan. "Ayo ikut gue!"

Rycca masih tak mengerti. Maklum, penyakit lolanya suka datang tiba-tiba.

Perlahan dua insan itu menuruni pohon mangga besar itu. Dengan sigap, Kafin mengulurkan tangannya untuk menggapai Rycca. Membantu gadis itu turun. Lalu pria itu langsung menautkan jemarinya di tangan Rycca yang sangat pas di genggaman Kafin. Membuat tubuh Rycca beku seketika.

Kafin mengeratkan genggamannya, lalu menarik tubuh Rycca. Dengan terpaksa, gadis itu mengikuti langkah panjang Kafin. Perlahan, mereka berdua melewati lorong kelas dengan menunduk. Alih-alih ada yang melihat. Mereka menuju belakang sekolah bagian utara, tempat di mana biasa mereka melakukan dosa masa SMA. Madol. Karena tembok pada area belakang sekolah bagian utara lebih gampang dijangkau.

Dua insan itu berjalan sembari menahan tawa ketika berhasil melewati guru piket. Dengan napas yang menderu mereka sampai di belakang sekolah. Di hadapannya kini terlihat tembok yang bisa dijangkau namun tak terlalu pendek.

"Huh! Untung nggak dijaga sama Mang Thole," terang Rycca dengan menghembuskan napas lega. Kafin mengangguk menyetujui sambil mengatur napasnya. Kemudian pria itu tanpa aba-aba mengusap keringat yang terlihat di pelipis Rycca, membuat gadis itu mengerjapkan matanya, kaget.

"Lemah. Masa segitu doang udah keringetan!" ejeknya dengan mengacak-acak puncak rambut Rycca, gemas. Gadis itu berdecak kesal. Sedetik kemudian menginjak keras sepatu Kafin, membuat pria itu meringis. Rycca menjulurkan lidahnya, tak peduli dengan ringisan Kafin. Gadis itu kemudian langsung menaiki tembok itu dengan lihainya. "Kan gue yang ngajakin madol, kenapa jadi dia yang ngeduluin?!" keluh Kafin. Lalu pria itu langsung menyusul Rycca.

Gadis itu sudah bersender santai. Sedangkan Kafin baru turun menghampirinya.

"Lama lo! Dasar lemah!" kini bergantian Rycca yang mengejek Kafin. Pria itu mendesis pelan.

"Serem kan turunnya. Kalo dari atas tuh keliatannya tinggi banget!"

Rycca melirik Kafin sinis. Alasan, Kafin selalu membuat itu.

"Terus kita mau ke mana?" tanya Rycca beralih pembicaraan. Gadis itu mengedarkan pandangannya, tak terlalu ramai. Sedangkan Kafin tampak berpikir keras.

"Ke Mall aja deh. Beli baju buat lo dulu."

Rycca mengangguk. Kemudian Kafin memesan taksi online. Tak butuh waktu lama, mobil yang ia pesan telah sampai.

****

Mereka telah sampai di Mall besar daerah Jakarta Pusat. Kini Rycca menjadi pusat perhatian karena seragamnya penuh dengan noda kecap. Dalam hati, gadis itu merutuki perbuatan Asylah!

Kafin menatap orang-orang yang memberi tatapan aneh pada Rycca dengan tajam, tak suka. Kemudian pria itu merangkul tubuh Rycca, mempererat jarak antar mereka. Hingga tiba di sebuah toko baju dengan brand terkenal. Mereka tampak memilah-milah baju.

"Ryc," panggil Kafin. Pria itu tampak menenteng dua hoodie berwarna dusty pink. Sepertinya itu hoodie couple. Di hoddie itu hanya terdapat gambar mahkota Queen dan King berwarna emas. "Ini mau?" tanya Kafin dengan senyum manisnya. Rycca memutar bola matanya malas.

"Gue gak suka warna pink."

Kafin tampak kecewa mendengar jawaban dari Rycca. Bibirnya mengekerucut ke depan. Dengan lesu, ia menghampiri Rycca.

"Lucu tau," ucap Kafin merajuk. "Mau ya?" Kafin menampakkan wajah memelasnya. Rycca menghela napas panjang. Kemudian mengangguk, menyetujui. "Yes! Sekalian beli celana aja. Nggak enak pakai seragam di jam segini. Nanti disangka madol," ucap Kafin.

"Emang kita lagi madol, bodoh!" desis Rycca. Kafin hanya terkekeh pelan, kemudian pria itu kembali memilih celana.

Lihat selengkapnya