Keadaan mencengkam dan mengerikan menyelimuti kantin sekolah SMA Lanesra yang saat itu terjadi sebuah perkelahian.
Bruukkk
"NGOMONG APAAN LO BARUSAN??!!" Bentak Darius yang sedang mencengram kerah seragam Reyhan.
Teriakan itu menggema di kantin setelah 5 menit bel istirahat pertama berbunyi. Semua siswa dan siswi langsung celingak-celinguk mencari asal teriakan itu.
"JAWAB LO!!!" Bentak Darius lagi.
Dan ternyata terlihat dua sosok siswa yang sedang berkelahi tak jauh dari meja makan sekelompok siswa yang tengah asik menyantap makanan mereka.
"Gue cuman mau ngomong baik baik sama lo, brengsek!!" Bentak Reyhan terlihat kesakitan.
Reyhan adalah siswa kelas 12 MIPA 3 yang sedang berurusan dengan adik kelas tadi, Darius Aaron.
"Baik baik Lo bilang? Lo ngejelekin nama Gue deluan tadi!!" Seru Darius menatap tajam Reyhan.
Nafas Darius memburu. Kedua tangannyapun sudah mengepal dan siap untuk memukul wajah Reyhan lagi.
"Sekarang Gue mau tanya, Lo ada urusan apaan? Sampe ngatain Gue playboy? Hah?" Tanya Darius dengan nada sedikit ditekan saat menyebutkan kata 'PlayBoy'.
"Gue bukan ngatain, emang Lo playboy kan?" Jawab Reyhan santai, menghiraukan tatapan tajam dari Darius. "Dan lagi pula cewe yang Lo permainin itu adalah adik Gue! Gue ga terima adik Gue di apa-apain sama cowo berengsek kayak Lo!!"
Sambung Reyhan ketus dengan jari telunjuk nya yang menyentuh dada Darius.
Bruukkk
Lagi - lagi pukulan mendarat di pipi Reyhan karena ucapan tajamnya. Namun, bukannya yang pantas menerima pukulan itu adalah Darius? Karena ketidaksopanannya itu?
Semua siswa dan siswi merasakan takut dan ngeri saat melihat perkelahian antara Darius dan Rayhan. Dan lagi tak ada seorangpun berani melerainya, padahal lebih baik dilerai sebelum seseorang datang dengan priwitannya.
Prittt....Prittt...
"ADA PERTUNJUKAN APA ITU??!!" Yeriak Pak Coach, guru olah raga SMA Lanesra.
Dengan tegap dan wajah kebingungan Pak Coach berjalan kearah kerumunan itu.
"HEYY!! GA ADA YANG MAU JAWAB PERTANYAAN SAYA??!!" Tanya pak Coach. Siswa dan siswi lain hanya diam tak berani menatap pak Coach.
"Bapak ga liat saya lagi berantem?" Tanya Darius, kini situasi menegang telah hancur karena pertanyaan dingin Darius.
"Bapak gak lihat," Jawab Pak Coach sambil menggelengkan kepalanya.
"Yaudah kalau gitu...." Ucap Darius dingin lalu membalikkan badannya.
Dariuspun berniat beranjak pergi dari tempat pijakannya dan berniat berjalan menuju lorong kelasnya. namun langkahnya terhenti saat Pak Coach meniupkan priwitan lagi yang membuat Darius jengkel.
"KAMU MAU KEMANA DARIUS??!!" Teriak Pak Coach bingung.
"Kekelas saya pak," Jawab Darius enteng.
"Ga boleh! Ikut bapak ke ruang BK sekarang!!" Perintah Pak Coach mulai kesal.
"Lah, ngapain coba? Pegel kaki gue naik turun ke ruang BK ya tuhan," Batin Darius
"Ngapain??" Tanya Darius.
"Kalian kan abis berantem, sekarang selesaikan masalahnya diruang BK!" Jawab Pak Coach, sambil menunjuk Reyhan dan Darius secara bergantian.
"Bapak kan gak liat saya tadi berantem?" Ucap Darius sambil menaikan alisnya. "Kok saya harus ke BK?"
"KAMU INI DIKASIH TAU, TENGIL BANGET JADI ANAK!!" Bentak Pak Coach membuat Darius terdiam lagi. "Ayo ikut bapak!"
RUANG BK : 10.11
"Lho?! Darius?" Tanya Bu Mery sambil mengerutkan dahinya lalu mengedip kedipkan matanya, takut salah kalau itu adalah Darius.
"Udah bu tenang, ini saya kok," Sapa Darius sambil tersenyum.
"NGAPAIN LAGI KAMU KESINI??!!" Teriak Bu Mery sampai membuat Darius berkedip kaget.
"Mau ketemu ibu dong," Jawab Darius sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum jahil.
"Kamu ini ga bosan apa ke sini mulu? Apa sengaja biar dapet hukuman dan ga belajar?" Tanya Bu Mery kesal.
"Jangan berprasangka buruk dulu bu, saya juga males kali bu datang kesini," Jawab Darius.
Sebelum Bu Mery melanjutkan debatnya, dia pun menoleh ke arah samping Darius. Dia terkejut bahwa bukan hanya Darius yang ke ruangannya namun, ada Reyhan disana. Tertunduk malu karena dia tidak pernah masuk ke ruangan yang sudah menjadi haram bagi kelas 12.
"Lho, kamu kesini juga?" Tanya Bu Mery kaget.
"Hmm.. Iya bu," Jawab Reyhan dengan suaranya yang parau.
"Ada apa ini? Kalian berantem?" Tanya Bu Mery setelah melihat pipi Reyhan yang memar.