The Badboy

Fidya Damayanti
Chapter #2

Sebuah Tamparan

LAPANGAN SEPAK BOLA : 11.44

Semua siswa dan siswi kelas 11 MIPA 2 sudah berkumpul dilapangan untuk pemanasan. Perhatian Priselia dan Amelia masih terpaku pada hukuman Darius dan Reyhan yang tengah berlangsung di pinggir lapangan.

Sudah beberapa menit pemanasan akhirnya Pak Coach memberikan beberapa materi lompat tinggi sambil mempraktikannya. Ada beberapa yang mengerti dan ada beberapa juga yang tidak mengerti.

"Hadehh, Gue males dah lompat lompat kek gitu! Tinggi lagi," Ucap Priselia.

"Yailahh mending lompat doang dari pada lari lagi?" Balas Anastasya. Dan Priselia hanya melotot pada Anastasya.

Semua siswa dan siswi sudah berkumpul bersama menunggu giliran absen. Dominan yang terlihat adalah siswa, karena Pak Coach sengaja mendahulukan anak laki. Rasa bosan pun membuat Anastasya mengajak ketiga temannya bermain basket.

"SETUJU GUE, AYOO!!" Teriak Amelia diikuti anggukan Caramel.

Mereka bertiga langsung berdiri dan mengambil basket meninggalkan Priselia memilih duduk dipinggir lapangan sambil memainkan handphonenya. Priselia memang perempuan yang malas mengeluarkan keringat diantara mereka, tidak tau malas olah raga atau malas menebalkan make upnya lagi jika terik matahari membuat make upnya rusak.

"WOII LIAA!! SINI JOIN!!" Teriak Anastasya.

"OGAHH, KALIAN AJAA!!" Tolak Priselia mentah-mentah tatapannya pun kembali pada handphonenya.

Anastasya menghembuskan nafasnya kesal namun, mereka tetap kembali bermain dan mengabaikan Priselia.

"EHH SINI-SINI OPER!! GUE MAU CETAK GOAL!!" Teriak Amelia pada Caramel. Karena kaget Caramelpun melemparkan bola basket yang tengah dia pegang ke arah Amelia.

Saat Amelia belum mengangkat tangannya untuk menangkap bola basket itu, ternyata lemparan Caramel terlalu kencang sehingga bola itu meleset ke belakang Amelia dan mengenai bahu Darius yang sedang duduk santai.

"EHH BANGSAT!!!" Teriak Darius kaget lalu menolehkan kepalanya kearah Caramel dan teman-temanya dengan tatapan tajam.

Ameliapun menutup mulutnya kaget. Yap, mereka panik. Begitu juga dengan Anastasya, walaupun dia perempuan yang tangguh tapi kalau orang yang berani berurusan dengan Darius, hidupnya tidak akan tenang dan justru urusannya tidak akan pernah berakhir.

"Eh! Ambil gihh!" Ucap Caramel yang masih bingung dengan situasi itu.

"Lo gih yang ambil mel, Gue sama tasya takut," Balas Amelia dengan mata yang gemetar.

"Yailah kalian takut? Siapa sih? Darius? Santai aja kali!" Ucap Caramel sombong.

"Bukan gitu, masalahnya-" Ucapan Anastasya terpotong karena teriakan dari Darius membuatnya ngeri.

"EHHH SIAPA YANG NGELEMPAR?? SINI LO!!" Teriak Darius.

Anastasya dan Ameliapun tersedak ludah mereka sendiri, rasa panik mulai menghampiri mereka saat Darius mulai memanggil Caramel.

"EEHH BUDEKK!!! JAWAB!!!" Teriak Darius lagi.

"BAWELL LO!! GUE YANG NGELEMPAR!!" Teriak Caramel yang mulai kesal.

Caramelpun berjalan dengan langkah yang besar dan mencoba menahan emosinya. Anastasya dan Amelia masih diam terpatung ditempat, sedangkan Darius terus menatap tajam Caramel, bukan karena kesal atau apa tapi karena Darius penasaran seperti apa wajah yang melemparkan bola basket padanya.

Sudah beberapa langkah akhirnya tatapan Darius dengan Caramel bertemu. Tak lama Darius menaikan alis kanannya saat Caramel menatap Darius kesal.

"Lo yang ngelempar??" Tanya Darius dingin.

"Yaa, sini balikin!" Jawab Caramel ketus.

Mendengar jawaban ketus dari perempuan yang sedang berdiri tepat didepannya membuat emosi Darius terpancing. Baru pertama kali didalam hidupnya ada seorang perempuan yang berani berbicara ketus padanya.

"Ngapain Lo ngelempar ke arah Gue? Hah?!" Tanya Darius penasaran.

"Pengen banget Gue lempar!" Jawab Caramel masih dengan ekspresi dan notasi yang sama.

Jawaban ketus dari Caramel membuat Darius semakin penasaran dengannya. Dan kini tatapannya mengarah pada name tag yang terpasang rapih di baju olah raga Caramel.

"Caramel Aleysia? Ga pernah denger nama nih cewe, anak baru?" Batin Darius

"Lo anak baru ya?" Tanya Darius menebak.

"Yaa, kenapa?" Tanya Caramel balik.

"Pantes berani banget sama Gue karena Lo ga tahu ya siapa Gue?" Tanya Darius sambil menyeringai.

"Tahu atau enggak juga ga penting buat Gue!" Ucap Caramel yang sudah muak dengan basa basi Darius.

Karena sudah tidak tahan, Dariuspun berdiri dari tempat duduknya sambil memegang bola basket. Tatapannya kembali tajam pada Caramel, entah kenapa dia merasakan rasa penasaran yang besar saat menatapnya.

"Heh, Denger ya," Ucap Darius lalu melangkahkan kakinya sebanyak 2 langkah agar bisa leluasa melihat wajah Caramel. "Gue yang kena, kenapa Lo yang marah?"

"Emang kenapa? Bukan urusan Lo! Sekarang balikin bolanya!!" Pinta Caramel berniat ingin merebut bola basket dari Darius.

"Enak aja" Desis Darius sambil menaruh bola basket itu kebelakang badannya.

"Balikin ga!" Ucap Caramel lagi.

"Ga," Balas Darius menatap dingin kedua mata Caramel.

"Ehh Darius!! Cepet balikin!" Bentak Caramel kesal.

Lihat selengkapnya