KANTIN : 12.16
Caramel dan teman-temannya tengah asik menyeruput minuman dan makanannya masing-masing karena mereka senang dapat tempat duduk yang terletak didekat taman, jarang sekali ada yang dapat tempat makan disana terlebih lagi saat istirahat pertama.
Tapi kali ini Caramel dan ketiga temannya sedang beruntung. Rasanya mereka ingin sombong tapi takut dosa, jadinya mereka berlama lamaan disana sambil melanjutkan cerita Caramel yang terputus tadi.
"DARIUS KASAR SAMA LO??!!" Teriak Priselia kaget. Refleks tangan Caramel menutup mulut Priselia. "Sorry..Sorryy.."
"Tangan Lo luka ga Ca?" Tanya Amelia khawatir.
"Engga kok, santai aja," Dusta Caramel.
"Gue datangin beneran tuh cowo!! Ngeselin banget!!" Bentak Anastasya kesal.
"Jangan sya, Gue ga mau kalian terlibat," Ucap Caramel menahan tangan Anastasya.
"Ga bisa gitu dong ca, masa temen ngebiarin temannya kesusahan?" Tanya Anastasya masih tidak terima.
"Nah, bener tuh! Mending izinin kita buat ngebakar tuh cowok nanti malam kali aja jadi kembang api!" Ucap Priselia setuju.
"BHUAHAHAHA, GA LUCU LO!!" Ucap Anastasya tertawa hambar.
"Itu Lo ketawa!" Desis Preselia.
"Udah.. Udah.. Yang penting Caramel ga diganggu lagi sekarang," Lerai Amelia. "Kalau dia dateng lagi, kita keroyok!"
"SETUJU GUE MEL!!!" Seru Anastasya.
Braakk..
"GUE BILANG MINGGAT YA MINGGAT!!!" Bentak Darius.
Teriakan Darius kembali terdengar di lorong kantin. Sepertinya Caramel mengenal suara itu. Tunggu, Caramel hafal suara Darius? Mungkin karena saking membencinya?
Caramel dan teman-temannya langsung membalikan badan dan melihat adik kelas yang sedang diusir dari tempat makannya. Darius memang berlebihan, mereka semua itu perempuan! Sampai dibentak-bentak seperti itu. Sedangkan ketiga temannya hanya menatap tajam adik kelas yang tidak mau pergi itu.
"Rese banget sih jadi orang, ga mau liat mereka nyaman makan apa?" Batin Caramel.
"EHH BUDEK DENGER GA?? SENIOR LAGI NGOMONG??" Bentak Darius kesal.
"Maaf kak, Kita baru dapet tempat, ini aja mau makan kak," Jawab salah satu adik kelas itu yang terlihat sangat jelas bahwa mereka semua ketakutan.
"GUE GA PERDULI!!! DENGER YA, KALAU KALIAN GA MINGGAT GUE DORONG KALIAN!!" Bentak Darius lagi.
"Udah cepet pergi sana!!" Bentak Jack mulai merasa kedua kakinya pegal.
Mendengar ancaman itu Caramel dan ketiga temannya langsung tersentak kaget. Dengan cepat Caramel dan ketiga temannya berdiri dan memanggil adik kelas yang tengah ketakutan itu.
"EHH KALIAN!! SINI DUDUK BARENG KITA AJA!!" Teriak Caramel.
"Tunggu, kayak kenal tuh suara," Batin Darius.
Darius dan ketiga temannya langsung membalik badannya dan menatap tajam kawanan Caramel. Tak lama Darius kembali menatap adik kelas yang tadi mereka ganggu, tampaknya mereka masih belum berniat pergi.
Karena sudah tidak sabar Darius meletakan makanannya dengan kasar dan ingin menyentuh pundak adik kelas itu dengan tatapan tajam. Untungnya sebelum Darius mendorong adik kelas itu, Caramel menahan tangan kekar Darius dan mencengkramnya.
"Bisa ga tanpa kekerasan? Mereka manusia juga lho!" Ucap Caramel dengan tatapan tajam.
Lagi-lagi tatapan mereka bertemu, namun kali ini tatapan Caramel benar-benar terlihat tidak suka dengan Darius. Sebelum ada gerakan baru dari Darius, ketiga teman Caramel sudah menarik adik kelas tadi keluar dan menyuruh untuk duduk ditempat makan mereka.
"Dasar berengsek!" Ucap Caramel pelan namun, cukup terdengar oleh Darius.
Cengkraman itu terlepas dengan kasar. Caramel dan ketiga temannya langsung pergi dari hadapan mereka lalu menuju kelas. Semua siswa dan siswi disana hanya diam terpukau.
"Jadi Lo bales dendam ceritanya? Oke, Gue ikutin cara main Lo!" Batin Darius sambil menyeringai.
KELAS 11 MIPA 2 : 12.54
"HADUEHH KESEL BANGET GUE SAMA TUH COWO!!!" Teriak Caramel.
"KICEP KAYAK KUCING KEJEBUR DI KOLAM!" Seru Priselia ikut kesal.
"BHUAHAHA!" Tawa mereka pecah.
Caramel dan teman-temannya kini duduk ditempat mereka dan saling hadap hadapan lalu membicarakan kejadian dikantin tadi hingga mereka kembali tertawa terbahak-bahak. Seolah olah mereka menang dan menyelamatkan orang lain.
Caramel merasa lega sudah memberikan pelajaran pada lelaki seperti Darius, dan dia merasa tidak berdosa sama sekali. Ketiga teman-temannya juga merasa puas sekaligus senang melihat Caramel kembali tersenyum.
Brakkk..
Pintu kelas mereka di banting keras. Karena kaget Caramel dan ketiga temannya menoleh bersamaan kearah puntu kelas mereka, tiba-tiba seorang lelaki bertubuh kekar masuk kekelas mereka dengan langkah yang besar. Siapa lagi kalau bukan Darius?
Caramel dan ketiga temannyapun berdiri dari tempat duduk masing-masing. Sebenarnya disaat seperti itu bisa saja mereka kabur, tapi langkah Darius sangat cepat sehingga mereka lebih baik menghadapi dari pada kabur.
"Ngapain lagi nih cowo?" Batin Caramel.
Kini Darius sudah berjarak 10 ubin didepan Caramel. Sebelum Caramel bertanya, Darius sudah menarik tangannya dengan cepat. Lagi-lagi tangan imut Caramel di cengkram kasar oleh Darius.
Caramelpun ditarik paksa oleh Darius, ketiga teman Caramel berusaha melepaskan tangan Caramel dari Darius bagaimanapun caranya hingga Caramel meringis kesakitan. Bagaimana tidak? Dirinya seperti tali tambang yang ditarik oleh dua pihak.
"EHH DARIUS, LEPASIN CARAMEL!!!" Bentak Amelia kesal.
"LEPASIN DIA!!" Teriak Preselia.
"COWOK BUKAN LO??!!" Bentak Anastasya tajam.
"Kalian makin bikin dia kesakitan, ngerti ga??!" Bentak Darius.
Ketiga teman Caramelpun tersentak lalu melihat ekspresi Caramel yang sedang kesakitan, dengan cepat mereka bertiga melepaskan tangan Caramel tidak rela. Bila dilepas, Darius pasti melakukan kesalahan lagi terhadap Caramel tapi kalau ditahan Caramel akan kesakitan.
"Gitu dong nurut sama Gue!!" Ucap Darius puas.
Namun tiba-tiba Caramel memberontak dengan menginjak sepatu Darius dengan keras
"AKHHH...BERENGSEK!!" Teriak Darius kesakitan.
Dengan cepat Caramelpun melepaskan dirinya dan menjauhi Darius selagi dia kesakitan.
"Kalau Lo mau nyelesaiin masalah jangan pake fisik! Lo ga punya hati ya??" Tanya Caramel kesal. Darius pun kembali menatap Caramel. "Gue yakin, Lo pasti ga punya dan ga bakal punya orang yang cinta sama Lo, kalau Lo kasar kayak gini!!"
Perkataan Caramel membuat Darius merasa jatuh dari jurang yang berisi banyak batu-batu yang tajam.
Dan Darius merasa dejavu seketika. Yang saat itu dia sedang bersama seorang perempuan yang sedang berdiri didepannya, dan posisinya itu sama seperti saat dikelas itu.
"Kenapa Lo diem? Nyadar kan?" Tanya Caramel.
Lamunan Darius kini buyar dan Darius kembali ke posisinya saat itu, dan membalas tatapan Caramel.
"Sampai kapan Lo buat Gue gangguin Lo karena keketusan Lo itu?" Batin Darius.
Brukkk..
"DARIUSS?? LO NGAPAIN??" Teriak Jack yang sudah berdiri disebelah Darius. Diikuti kedua temannya lagi.
"Gue cuman mau ngomongin masalah Gue sama tuh cewe!" Ucap Darius menunjuk Caramel.
"Terus ngapain Lo masih disini?" Tanya Karel penasaran.
"Dia nolak Gue," Jawab Darius sambil menatap tajam Caramel.
"Siapa coba yang mau maafin orang lain, kalau orangnya aja kasar!" Sanggah Caramel membalas tatapan Darius.
"Okee gini deh, mending Lo minta maaf disini aja!" Ucap Jack memberi saran. "Jabatan tangan terus lupain yang udah terjadi,"
"JABATAN TANGAN??!!" Teriak Darius dan Caramel bersamaan.
"Iya, benar sekali! Sekarang Caramel Lo minta maaf gih!" Perintah Jack.
"Idih apa-apaan! Yang salah emang Gue?" Tolak Caramel cepat.
"Yaa Lo lah! Siapa lagi sih?" Tanya Darius kesal.
"Eh, denger yaa! Kalau Lo tadi-"
"YAUDAH, DARIUS LO MINTA MAAF!!" Potong Jack.
"Apa-apaan sih Jack? Ga lucu kera!!" Batin Darius kesal sambil melotot pada Jack.
"Kenapa? Udah cepet! Gue ga betah disini," Ucap Jack. "Sebagai cowok sejati, minta maaflah deluan!"
"Iya yus, cepet!" Ucap Haris.
"Ini emang Gue yang dikerjain atau apa sih? Males banget gue minta maaf ke dia!" Batin Darius.
"WOII CEPETAN, MALAH BENGONG!!!" Ucap Jack membuyarkan lamunan Darius.