The Beginning

Siji Getih
Chapter #2

2. Two King

Di bawah langit kekuningan, di tengah-tengah lautan pegunungan dengan hutan-hutan lebat di sekitarnya. Bermacam-macam makhluk hidup di dalamnya, terkecuali manusia, terdapat sebuah gunung paling tinggi yang menyandang nama sebagai tempatnya kasih sayang dan perdamaian. Tempat yang dihindari oleh manusia untuk bermukim karena di dalamnya hidup makhluk-makhluk buas yang membuat manusia sulit untuk membuat pemukiman di dalamnya.


Di puncak gunung tersebut terdapat dua manusia yang berhasil menaklukkan bahayanya tempat tersebut, mereka kelak akan dikenal sebagai dua raja yang memerintah timur dan barat, dua raja yang pertama kali membawa kedamaian dan kemakmuran ke seluruh penjuru bumi, nama dari kedua raja tersebut ialah Raja Ameh dari barat dan Raja Sulai dari timur.


Raja Amesh menyandang gelar sebagai rajanya para dewa karena tingkat kekuatannya yang melebihi makhluk-makhluk lainnya sementara Raja Sulai menyandang gelar sebagai rajanya para makhluk karena dibawah kekuasaannya terdapat berbagai macam makhluk dari setiap yang ras yang berbeda, bahkan dari pihak iblis yang memiliki rasa ego yang tinggi pun tunduk dibawah kekuasaannya.


"Ini adalah tempat di mana leluhur kita pertama kali bertemu setelah Tuhan memberikan hukuman."


"Dan ini adalah tempat dimana kita bertemu dengan seseorang yang membawa jawaban pada setiap pertanyaan dalam pikiran kita."


Amesh meminum kendi yang berisi madu di dalamnya, duduk bersama dengan Sulai yang berada di sebelahnya, menyaksikan sang mentari yang kian akan segera redup, "Apa menurutmu mereka bisa sampai ke tempat ini?" tanyanya, lalu kembali meminum madu dalam kendinya.


Senyum di wajah Sulai merekah, "Aku pikir iya, dia pasti dapat melakukannya. Jika dia tidak bisa melakukannya, maka dia bukanlah orang-orang yang pantas untuk mendapatkan jawaban," jawabnya.


"Aku berusaha untuk mempercayai perkataanmu, tapi entah mengapa aku meragukannya." Dengan kekuatan sihirnya, Amesh membuat semacam gerbang teleportasi yang digunakan olehnya untuk mengambil sebuah kendi kosong baru dan sebuah teko berlapis emas yang telah terisi dengan susu yang telah tercampur dengan madu. Ia menuangkan air susu dalam teko tesebut ke dalam kendi kosong, yang dimana kendi tersebut diberikannya pada Sulai. "Minumlah ini kawan! proses pembuatan air susu madu ini diambil dari susu yang masih segar, yang baru saja diperah dari sapinya. Aku yakin kau akan menyukainya."


"Tidak masalah, semua masalah yang kita pecahkan selama ini juga selalu berawal dari keraguan." Sulai dengan rendah hati menerima pemberian dari Amesh. "Terima kasih kawan! di pertemuan kita berikutnya, aku akan memberikanmu hidangan khas dari tempatku."


Lihat selengkapnya