The Book of You and I

Natalia Pratiwi
Chapter #3

HOW TO LOSE

Hari ini panas sekali, seperti ada didalam panggangan roti, yaampun otakku isinya hanya makanan saja, malu Ayara udah semester 5. Kini aku sudah mendekati semester yang amat sangat sibuk, karyawan kantor aja bisa kalah sibuknya sama mahasiswa semester 5. Engga paham sih ini sebuah kebanggaan atau tidak, tapi ya bangga ajalah orang aku yang jalanin juga hehe.. Temanku dikuliah juga tidak begitu banyak, hanya ada beberapa saja untuk bahas tugas atau berdiskusi mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan perkuliahan namun ada salah satu temanku yang sering ku ceritakan mengenai kehidupan pribadiku, karena sekarang situasi sudah tidak seperti dulu yang mudah untuk berbicara atau bertemu dengan Randy atau Kinara. Mereka sudah diluar kota yang pastinya super sibuk sama sepertiku, aku rindu kalian.

1 notifikasi dari Randy

"RA!! HAPPY BIRTHDAY YA SAYANGKU. Maaf ya belom bisa ketemu, tapi nanti gua telpon ya?"

Ternyata Randy masih ingat ulang tahunku, seketika aku sedih membaca notif dari layar ponsel yang pastinya langsung ku balas dengan jawaban iya. Seandainya masih bisa bersepeda seperti dulu. Setelah ingat-ingat dulu, waktu ulang tahunku teman-teman datang lalu menyanyikan untukku sebuah lagu happy birthday menyertakan 2 kue yang bertuliskan Happy Birthday Ayara Kama, 1 kue cokelat dan 1 kue red velvet serta ada Rama disana yang hanya duduk dipojok ruangan sambil melihat ke arahku namun tidak mengucapkan sepatah kata pun seperti biasanya. Ketika semua teman pulang, Rama mengajakku berkeliling naik motor menyusuri jalan.

“Gimana rasanya lebih tua sebulan dari aku?” ledek Rama, tersenyum tipis.

“Biasa aja, orang aku lucu.” bantahku

“Aku bakal pindah Ra, asrama di Yogyakarta” ucap Rama, pelan.

“Yaudah lo hati-hati disana” jawabku, tegas. Lalu Rama diam padahal ketika mendengar Rama akan pindah pikiranku tak karuan, berharap agar dia tetap tinggal, tapi mana mungkin aku melarang dia untuk pergi, aku tidak mempunyai hak apapun.

Apalagi waktu itu aku sudah menyatakan bahwa sudah tidak memiliki hubungan dengan Rama, mengakhiri dengan alasan yang tidak jelas. Namun banyak alasan mengapa aku harus melepaskan Rama pergi, aku tidak ingin hidup Rama terjebak dengan perempuan sepertiku. Rama selalu mengusahakan untuk membahagiakan Ayara sedangkan Ayara ya seperti ini, masih egois untuk tidak memperhatikan Rama hingga Rama harus mencari perhatian dari wanita lain. Aku tidak bisa menyatakan Rama selingkuh karena memang aku yang tidak bertanya tentang kebenarannya secara langsung. Aku pikir mungkin lebih baik berjalan masing-masing saja, ka Una juga bilang kita masih terlalu muda untuk mendapatkan kata selamanya dihubungan ini.

“Aku sayang kamu” sahut Rama, aku hanya terdiam, tidak bisa membalas sepatah kata pun karena hatiku sedang merintih kesakitan.

“Aku gak bisa Ra tanpa kamu, aku butuh kamu” ucap Rama bergetar, tapi tetap saja aku terdiam.

“Apa gak bisa Ra? Kita balik kaya dulu?” pintanya dengan jelas.

Lihat selengkapnya